Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Transformative Education: Mempersiapkan Pemimpin Masa Depan

12 Juni 2024   12:44 Diperbarui: 12 Juni 2024   13:15 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa tidak hanya belajar di dalam kelas, tetapi aktif berkecimpung dalam kegiatan masyarakat. Sumber gambar dokumen pribadi.

Curriculum Era -era kurikulum, yang menantang dan tentu saja sekaligus istimewa! Mengapa? Ya ... Hal ini menantang karena era disruptif perlu segera beradaptasi dengan embusan tsunami digital yang semakin deras. Era digitalisasi sudah kita ketahui merambah pada setiap aspek kehidupan. 

Kita kembali mengingat bahwa pandemi Covid-19 telah memaksa hadir sebuah era yang tak terbayangkan sebelumnya. Disrupsi digital tak mungkin lagi dielakkan dan dihindari, siapa pun kita dan di mana pun berada, dalam posisi apa pun itu. Siap tidak siap ... Ya harus siap! Kita sebagai makhluk sosial, pada masa itu dipaksa untuk hidup berjarak. 

Pada saat yang sama, keistimewaan terjadi di negara Indonesia, tepat di era disrupsi ini berlangsung masa bonus demografi. Apakah bisa menjadi momentum emas? Mungkinkah menjadi milestone untuk melompat menjadi negara maju dengan peranan-peranan masa depan?

Tak mudah tentunya mengelola bonus demografi di masa menantang menjadi motif utama, mengapa kita harus mempersiapkannya dengan baik. Kita harus tahu urgensi tentang bagaimana menciptakan proses inovatif untuk membangun kurikulum yang transformatif. Selain itu, menghasilkan proses asimilasi inovasi yang dapat diadopsi oleh kalangan pendidikan. 

Sebagai seorang dosen di sebuah perguruan tinggi, aku merasa harus terlibat aktif dalam era yang menantang ini. Tak boleh tinggal diam, berleha-leha, atau merasa cukup dengan kondisi yang ada. Yuk! Berubah ke arah yang lebih baik.

Mari kita mulai dari poin penting terkait peranan masa depan. Bukankah setiap individu berhak memilih dan memformulasikan ilmu dengan passion-nya. Peranan akan punya warna-warna khasnya yang unik dan saling melengkapi. Peranan itu melekatkan manfaat ilmunya di masyarakat dan lingkungan. Kemudian, meluaskan keterampilannya untuk membawa kemajuan bagi sekeliling.

Sebagai contoh, anak sulungku, Kaka adalah seorang sarjana peternakan alumni dari Universitas Padjadjaran dan magister dari SBM ITB. Tentu saja Kaka dengan ilmunya tidak harus jadi peternak atau dosen saja. Dia bisa memberikan manfaat dalam bentuk berbeda untuk melekatkan ilmunya. Peran yang diambil bisa sebagai agile leaders, design thinker, technopreneur, the local enablers, creative inclusive mover, atau label apa pun yang ingin dilekatkan pada dirinya. Suatu wujud mimpi diri masa depan.

Begitu juga dengan anak keduaku, Mas yang sedang menyelesaikan studi di PWK ITB tentu tidak hanya bisa menjadi perencana wilayah dan kota atau konsultan. Mas bisa mengambil peran sebagai technopreneur, the local enablers, creative inclusive mover, agile leaders, design thinker sebagai label yang ingin dilekatkan pada dirinya. Itu juga sebagai wujud mimpi diri masa depan.

Hal yang membuat kita bisa beradaptasi adalah membangun paradigma baru. Pada dasarnya, kebaruan tidak dapat melekat dengan paradigma lama. Jika mendapatkan cemoohan, biarkan! Pembaharu memang akan selalu mendapatkan tantangan dari sekeliling.

Ada satu pelajaran penting bagi kita, belajar dan berbagi itu bisa sangat menyenangkan. Bukan hanya menyenangkan, tapi juga mendatangkan banyak insight yang luar biasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun