Hari ini ada undangan kajian dari teman-teman di Cibubur. Qadarullah ... Aku tidak bisa berangkat ke sana, karena suami kurang sehat dan harus ditemani di rumah. Kajian yang dibawakan oleh Ustadzah Fathia ini tentang Hadits Arbain, Imam Nawawi. Pekan ini sudah masuk di hadits nomor 19 tentang 'Menjaga Hak Allah dan Memahami Takdir'.
Alhamdulillah ... Walaupun aku tidak jadi hadir, tapi ada buku berjudul 'Syarah Hadits Arbain' yang ditulis oleh Imam Nawawi koleksi perpustakaan keluarga. Aku semangat untuk membacanya dan membagikan dalam tulisan kali ini.
Imam Nawawi lahir pada awal Muharam tahun 631 Hijriyah dan terkenal karena hidup sangat sederhana dan sabar. Mari kita buka hadits no.19 yang ada di dalam buku yang beliau tulis.
Diriwayatkan dari Abdul Abbas Abdullah bin Abbas RA bahwa ia berkata: Pada suatu hari aku pernah berada di belakang Rasulullah SAW, lalu  beliau bersabda kepadaku. "Wahai anak kecil, aku hendak mengajarkan kepadamu beberapa kata. Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau memohon pertolongan. maka mononlah kepada Allah. Ketahuilah bahwa kalau saja umat manusia itu bersatu untuk memberimu manfaat dengan sesuatu, mereka tetap tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah bagimu; dan jika mereka bersatu untuk mencelakakanmu dengan sesuatu, maka mereka tidak akan bisa mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah mengering." (HR. Tirmidzi, dan ia mengatakan sebagai hadits hasan shahih).
Aku merenungkan hadits ini dalam diam dan duduk di atas sajadah tadi pagi selepas dhuha.Â
Seakan terlintas lagi momen saat aku mengikuti kegiatan bertajuk 'Bela Palestina'. Terbersit pertanyaan, mengapa terjadi perang dan genosida di Negeri Para Nabi itu? Mengapa anak-anak dan perempuan menjadi korban? Mengapa hingga detik ini penderitaan yang dialami rakyat Palestina masih saja belum diangkat? Ya Allah ... Aku sungguh sedih bila melihat dan mendengar kabar tentang mereka.
Teringat akan firman Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Perkasa di dalam Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 195-200, "Maka, Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), 'Sesungguhnya Aku tidak akan menyia-nyiakan perbuatan orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain. Maka, orang-orang yang berhijrah, diusir dari kampung halamannya, disakiti pada jalan-Ku, berperang, dan terbunuh, pasti akan Aku hapus kesalahan mereka dan pasti Aku masukkan mereka ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai sebagai pahala dari Allah. Di sisi Allah-lah ada pahala yang baik.' Jangan sekali-kali kamu terpedaya oleh bolak-balik perjalanan orang-orang yang kufur di seluruh negeri. (Semua itu hanyalah) kesenangan sementara, kemudian tempat kembali mereka ialah (neraka) jahanam. Itulah seburuk-buruk tempat tinggal. Akan tetapi, orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, mereka akan mendapat surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan mereka kekal di dalamnya sebagai karunia dari Allah. Apa yang di sisi Allah itu lebih baik bagi orang-orang yang berbuat baik."
Kekuatan rakyat Palestina pastilah didapat dari hikmah yang mereka baca dan pahami terkait ayat berikutnya, "Sesungguhnya di antara Ahlul kitab ada yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka. Mereka berendah hati kepada Allah dan tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga murah. Mereka itu memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya Allah Maha Cepat perhitungan-Nya. Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga di perbatasan (negerimu), dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung."
Masyaallah ... Berlinang air mata saat membaca ayat-ayat tersebut.
Kembali kepada hadits di atas, kita akan mendapatkan hikmah bahwa hal tersebut adalah dasar yang pokok di dalam menjaga hak-hak Allah, menyerahkan urusan kepada-Nya, serta bertawakal kepada-Nya; dengan lafazh yang jelas, mudah dan sederhana,