Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mari Belajar Sabar, Jadikan Sabar dan Shalat sebagai Penolong

17 Mei 2024   15:36 Diperbarui: 17 Mei 2024   15:50 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana pagi di Mina sebelum bergerak menuju Arafah untuk menunaikan wukuf. Sumber gambar dokumen pribadi.

Aku suka suasana pagi. Mengapa? Bersama pagi aku belajar sabar. 

Pagi yang tak pernah memaksa matahari untuk bergegas menampakkan wajah cerah. Tak juga memburu agar mentari segera berbagi kehangatannya. Cukup perlahan saja. Pagi mengiringi malam berlalu dan menyambut siang hadir.

Pagi di Dieng Plateau

Udara dingin dan angin semilir masuk dari kisi jendela yang sengaja dibuka lebar. Suara kokok ayam kadang terdengar entah dari mana? Begitu riuh cicit burung di sela rimbunnya daun pohon tanjung bagai konser musik yang indah. Aku teringat petuah Bapa, "Ayam dan burung sedang bertasbih. Bersyukur kepada Sang Pencipta. Maha Pemilih seluruh jagat raya. Tuhan Yang Maha Mulia lagi Maha Terpuji."

Setelah selesai shalat subuh, aku akan bersiap dengan segala aktivitas rutin seperti membuat sarapan, mengantar anak sekolah, mengikuti kajian, menyusun materi ajar untuk perkuliahan, menjemput anak, mengantar les renang, membaca buku, dan mengobrol dengan suami sebagai penutup malam.

Pagi yang lain di Dataran Tinggi Dieng pada tahun 2023. Matahari belum sepenuhnya menampakkan diri. Namun semburat cahaya mentari telah menjadikan langit kelam menjadi terang perlahan. Aku suka sekali masa pergantian waktu selepas shalat subuh hingga waktu dhuha. Sang surya terus bergerak hingga sepenggalahan naik. Salah satu waktu yang utama untuk melangitkan doa-doa terbaik. 

Setelah subuh aku berjalan kaki menuju Bukit Sikunir. Perlahan menyusuri jalan desa tertinggi di Pulau Jawa. Lalu lalang para petani yang hendak menuju sawah atau kebun. Ada juga pengunjung yang menaiki mobil jeep atau motor sewaan. Sisa kabut masih ada, buliran embun di atas dedaunan juga tampak berkilau ditimpa cahaya matahari. Aku pikir kilaunya lebih indah dari berlian yang ada di cincin jari manis ini he3 ... 

Sambil berjalan, aku berbincang dengan diri sendiri. Dzikir tiada henti dan mengagumi segala ciptaan Illahi Rabbi. 

Pagi di Mina Saat Ibadah Haji

Suasana pagi di Mina sebelum bergerak menuju Arafah untuk menunaikan wukuf. Sumber gambar dokumen pribadi.
Suasana pagi di Mina sebelum bergerak menuju Arafah untuk menunaikan wukuf. Sumber gambar dokumen pribadi.

Aku punya juga pengalaman indah tentang pagi saat menunaikan ibadah haji. Rangkaian ibadah mulai dari perjalanan dari Makkah ke Mina, Arafah, Muzdalifah, lalu kembali ke Mina dan Makkah berlangsung mulai tanggal 28 Desember 2006 hingga 2 Januari 2007. Sebab itulah aku sering menuliskan pengalaman ini sebagai ibadah haji spesial dan unik, luar biasa berlangsung dalam tahun masehi yang berbeda. Bahkan pergantian tahunnya itu aku sedang berada di Mina untuk menuntaskan kegiatan lempar jumrah selama 3 hari.

Foto di bawah ini adalah suasana selepas shalat subuh di Mina sebelum berangkat menuju Arafah dengan berjalan kaki. Aku memilih berjalan kaki dalam seluruh rangkaian ibadah haji, tidak naik bis sama sekali. Alhamdulillah ... Allah Yang Maha Agung lagi Maha Pemurah memberikan segala kemudahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun