Perjalanan Haji Tahun 2006/2007
Aku bersyukur diberikan kesempatan oleh Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pemberi Karunia untuk menunaikan ibadah haji pada usia 36 tahun. Pada tahun 2006 awal, aku dan suami mendaftar haji reguler dan langsung mendapat nomor kursi. Entahlah kalau sekarang? Sepertinya harus menunggu belasan tahun, subhanallah ...
Perjalanan ibadah haji adalah perjalanan paling berkesan dalam hidupku. Bukan perjalanan biasa dan bukan sekedar jalan-jalan mendatangi sebuah lokasi. Ibadah haji adalah perjalanan fisik dan spiritual. Kunci pembukanya bukan sekedar punya uang atau sehat saja. Sejatinya ini adalah perjalanan atas undangan dari Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Terpuji, barakallah ...
Aku telah menuliskan pengalaman berjalan kaki ini sebagai tanda bersyukur kepada-Nya. Rasa rindu senantiasa hadir ketika selesai Ramadhan, lalu masuk Syawal dan sebentar lagi akan ada pemberangkatan para jamaah haji dari Indonesia menuju Baitullah.
Artikel lengkapnya ada di sini: Berjalan Kaki ke Mina dan  Padang Arafah Saat Haji
Teman-teman apakah punya destinasi yang selalu membuat rindu?Â
Sejauh ini rinduku yang paling membuncah adalah mengunjungi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Bukan hanya begitu berlimpah keberkahan yang Allah hadiahkan untuk hamba-Nya saat beribadah di sana. Tetapi sebagai arsitek, aku juga sangat bersyukur dapat menikmati segala keindahan bentuk arsitektur bangunan masjidnya.
Paling utama aku sangat kagum dengan bangunan Ka'bah atau Baitullah sebagai kiblat umat Islam seluruh dunia ketika menunaikan ibadah shalat. Bangunan yang telah didirikan sejak Nabi Adam, kemudian ditinggikan atau direnovasi oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Selanjutnya pada masa kenabian Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam  beberapa kali mengalami perbaikan.
Nabi Muhammad saat berusia 30 tahun bersama dengan kaum Quraisy memperbaiki Ka'bah. Beliau mendapat kehormatan untuk mengangkat hajar aswad dan ditempatkan di dinding Ka'bah. Hal ini terjadi karena Beliau mengusulkan pendapat yang sangat bijak agar semua petinggi kabilah dapat memegang ujung kain yang di atasnya ada hajar aswad, sehingga tak ada satu pun yang merasa iri.
Masa selanjutnya beberapa Khalifah menambah luas bangunan Masjidil Haram dan meningkatkan kenyamanan bagi para jamaah yang berkunjung ke sana. Namun, bangunan Ka'bah tetap kokoh berdiri dan tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Bangunan Ka'bah seringkali membuat orang-orang yang pertama kali melihatnya akan menangis, mencucurkan air mata bahagia. Aku juga mengalami hal tersebut. Tidak sekali, bahkan berkali-kali setiap menatap di saat shalat atau saat tawaf.
Isyarat pembangunan Ka'bah disebutkan dalam Al-Qur'an surat Ali Imran ayat ke-96, "Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia adalah (Baitullah) yang (berada) di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam."
Pernyataan pembangunan Ka'bah untuk manusia mengisyaratkan bahwa Baitullah telah dibangun sebelum adanya umat manusia, sebelum Nabi Adam turun ke bumi. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail bertugas meninggikan pondasi Ka'bah sebagaimana terdapat dalam ayat ke-127 surat Al-Baqarah, "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): 'Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Perjalanan Umroh Tahun 2017
Perjalanan paling berkesan ini kemudian aku ulangi lagi saat umroh bersama Teteh. Anakku bungsu yang sangat ingin melakukan perjalanan umroh sebagai tanda syukur telah khatam tilawah Al-Qur'an dan menyelesaikan hafalan juz 30 di usia 10 tahun. Alhamdulillah ... Teteh juga sangat terkesan dengan segala apa yang dialami selama perjalanan ibadah umroh.
Artikel lengkapnya ada di sini: Jejak Umroh Hijaber Cilik
Teteh sangat terkesan dengan karya arsitektur Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Dia memang punya hobi fotografi dan berusaha mengabadikan suasana di sana. Saat umroh bersama Teteh, ternyata handphone sudah bebas masuk ke dalam area masjid, tidak seperti waktu tahun 2006/2007.Â
Selain itu Teteh juga senang sekali ketika ada perjalanan dari Kota Madinah untuk berkunjung ke Jabal Uhud dan makam syuhada Perang Uhud. Walaupun sedang ada badai pasir yang menyebabkan langit menjadi kelabu dan udara penuh debu, Teteh tetap semangat. Dia di sekolah sedang mengikuti ekskul memanah, jadi sangat relevan ketika belajar memahami hikmah perjuangan para pemanah di atas Jabal Uhud yang akhirnya gugur karena tidak mematuhi perintah Rasulullah.
Pertempuran Uhud pecah antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy pada tanggal 7 Syawal 3 Hijriah terjadi setahun setelah Perang Badar. Jabal Uhud terletak sekitar 5 kilometer dari Kota Madinah.
Perjalanan berkesan pada tahun 2017 ini ternyata ingin sekali diulang kembali oleh Teteh. Dia berharap dapat menjalankan ibadah umroh bersama Ibu, Bapa, Kaka dan Mas. Sepertinya ini menjadi doa yang senantiasa di langitkan dan semoga Allah Yang Maha Baik lagi Maha Pemurah akan mengabulkannya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H