Setelah mendapatkan jadwal yang pas. Kami memulai perjalan mudik lebaran pada tanggal 8 April 2024. Sengaja tidak memilih tanggal 6 dan 7 karena ada berita bahwa itu adalah puncak arus mudik. Alhamdulillah ... Perjalanan lancar, dari gate tol Halim sekitar 3 jam sudah sampai di gate tol Plumbon Cirebon.Â
Oya ... Sedikit cerita tentang THR dari suami untuk bekal lebaran tahun 1445 Hijriyah. Aku sudah membiasakan diri tidak membeli baju baru khusus untuk lebaran. Alasannya sederhana saja ... Kami masih punya baju layak pakai untuk lebaran dan bisa dipadu padan dengan kreatif agar memiliki tampilan baru.
Kaka, Mas, dan Teteh sudah terbiasa dan tidak menjadi masalah ketika baju lebaran adalah baju yang sudah dipakai sebelumnya, baik di boarding school maupun sehari-hari ke kampus. Aku juga memakai baju yang sudah dipakai ke berbagai kegiatan. Alhamdulillah ...Â
Jadi THR untuk apa dong? Aku senang bisa berbagi dengan sesama seperti menyiapkan ifthar di masjid dekat rumah, berbagi dengan kerabat, dan memperbanyak infaq shadaqah di bulan Ramadan. Bila masih ada sisa, biasanya ditabung atau dibelikan emas untuk investasi pendidikan.
Terkait frugal living atau hidup sederhana dan hemat sebisa mungkin aku terapkan di dalam keluarga. Misalnya saat Ramadan tidak ada makanan dan minuman khusus yang disiapkan. Porsi makan dan minum juga malah jadi berkurang, karena hanya dua kali sehari. Sedikit tambahan saja ada kurma untuk buka dan sahur. Begitu juga saat lebaran, karena kami berkunjung ke rumah Mamah, jadi ya sharing dengan adik-adik untuk menyiapkan makanan dan minuman di hari raya 1 Syawal setelah shalat Id.Â
Momen idul fitri kami maknai sebagai kembali bersih dari segala atribut yang ingin dinilai manusia. Sejatinya puasa Ramadan untuk menjadikan kita hamba Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Pemurah sebagai orang yang bertaqwa. Bukan orang yang berlomba-lomba memamerkan atribut di hadapan sesama.
Baca artikel terkait : Nak, Lebaran Kali Ini Tidak Beli Baju Baru Alhamdulillah terpilih sebagai artikel utama / headline.
Satu lagi tentang pentingnya silaturahmi saat lebaran. Allah Yang Maha Baik lagi Maha Pemberi Karunia mendorong kita untuk menjaga dan mempererat silaturahmi, jangan sampai memutuskannya. Memang benar, silaturahmi tidak harus saat lebaran, bahkan seharusnya dibuatkan jadwal rutin pada waktu-waktu lain.Â
Berkumpul bersama Mamah dan adik-adik sangat membahagiakanku. Kaka, Mas, dan Teteh bisa bertemu dengan para sepupu membuat mereka bahagia. Pekan ini insyaallah, aku dan suami ada kumpul kerabat di Wates Yogyakarta dan dilanjutkan di Solo. Pekan depan ada meet up dengan sahabat alumni DKD Pramuka Jabar, komunitas Mamah Gajah Ngeblog (MGN) dan sahabat kajian. Awal bulan Mei sudah ada dua agenda temu kerabat di Jakarta. Barakallah ... Semoga pertemuan dengan kerabat dan sahabat adalah kebajikan yang menjadi catatan amal dan diberkahi oleh Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Agung.
Keluarga kecilku yang sehari-hari juga terpisah jarak, berbeda kota, tentu sangat bahagia dapat berkumpul selama sepuluh hari di Jakarta dan Cirebon. Ada bonus yang bikin makin terasa aura mudik nih ... Saat arus balik ke Jakarta, lumayan 8 jam perjalanan karena lalu lintas sangat padat dan macet di berbagai titik. Alhamdulillah sehat dan selamat sampai rumah.