Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Pentingnya Belajar Digital Marketing di Era 4.0

28 Maret 2024   12:54 Diperbarui: 29 Maret 2024   12:08 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Restoran atau cafe mulai melakukan pemasaran secara digital dengan memiliki akun media sosial. (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi)

Biasanya aplikasi multimedia dapat digunakan untuk mengkomunikasikan dan memberikan informasi dari perusahaan tentang produk yang mereka hasilkan. Seperti cara mengunakan produk atau laporan perkembangan perusahan baik program maupun kegiatan yang sudah dilakukan.

Pemasaran yang dilakukan secara digital tidak jauh berbeda dengan pemasaran yang dilakukan di dunia nyata. Namun, pemasaran melalui digital lebih kompleks karena membuka batasan ruang dan waktu sehingga persaingan secara otomatis akan datang dari berbagai tempat. 

Hilangnya interaksi secara langsung atau tatap muka antara penjual dan pembeli secara tidak langsung menurukan tingkat kepercayaan dari kedua belah pihak. 

Benar sekali uraian di atas. Semalam aku berdiskusi dengan suami, intinya mengapa dia lebih suka memilih cara pembayaran COD untuk barang yang dibeli secara online. Alasannya adalah agar tidak tertipu. Waaahhh ... Menarik sekali. Ternyata dia pernah merasa tidak puas alias kecewa karena produk yang dibeli tidak sesuai dengan yang ditawarkan di toko online. 

Ada lagi yang lebih parah, di mana barang yang dipesan tidak diantar, alias zonk atau dibohongi. Padahal sudah bayar. Atas kejadian tersebut, sekarang kalau membeli barang hampir selalu memilih bayar di tempat/rumah.

Selain hal negatif seperti contoh di atas, tentu saja banyak hal positif yang kita dapatkan dari pemasaran di era digital ini. Seperti tidak perlunya toko fisik. Sewa toko juga tidak murah. 

Aku pernah melakukan survei atau kunjungan industri bersama mahasiswa FEB UCIC di workshop S3Shop Sumedang dan mempelajari bagaimana ownernya memanfaatkan secara maksimal toko online. 

Saat itu aku juga mengikuti langsung admin seller sedang live tik tok. Keren sekali! Ada dua studio yang digunakan sebagai tempat pemasaran secara digital. 

Aku juga pernah menjadi co-founder dari toko online yang memasarkan produk ayam kampung olahan di Bandung. Penjualan produk yang dilakukan secara online melalui tokopedia dan shopee ini sangat berkembang terutama di masa pandemi Covid-19. Namun, ada kendala pada saat ini, yaitu produk yang dijual tidak lagi kompetitif karena konsumen sudah bisa membeli secara onsite. 

Beberapa produk makanan mengalami penurunan pembelian melalui online. Sedangkan untuk fashion mengalami peningkatan. Hal ini terbukti ketika aku mendatangi Thamcit pusat grosir fashion yang besar di Jakarta, ada toko yang tutup dan ada juga yang kreatif memadukan pemasaran onsite dengan pemasaran secara digital.

Lebih parah lagi, mal dekat rumahku dan beberapa mal lainnya di Jakarta banyak yang sudah tutup permanen tokonya. Mereka tidak lagi menyewa toko dan beralih dengan pemasaran secara digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun