Waaahhh ... Tema hari Rabu, 13 Maret 2024 atau hari ketiga Ramadan ini pas banget dengan obrolanku bareng suami. Iya! Kami senang berbincang santai selagi menyantap ifthar saat berbuka puasa atau makan berat setelah shalat maghrib.Â
Kebiasaanku tidak langsung makan berat saat berbuka puasa. Cukup air putih dan kurma atau cemilan manis sedikit saja. Bisa juga menyantap buah-buahan seperti semangka, pisang, melon, apel, buah naga, alpukat, jeruk, salak, pepaya, mangga jika sedang musim. Buah itu kadang hanya dipotong-potong saja atau dibuat juice dan salad. Menu sehat ya he3 ...
Ketika sahur ada lagi kebiasaan yang aku lakukan yaitu bangun sekitar pukul 3 dini hari. Mandi atau berwudhu untuk menunaikan shalat tahajud. Baru memasak makanan ringan saja untuk santap sahur. Suamiku suka bubur oatmeal dan potongan buah. Aku suka ngopi ha3 ... Biasanya ada cemilan seperti roti isi selai kacang atau srikaya yang bisa menjadi teman minum kopi. Kadang aku buatkan tumisan sayur untuk teman makan nasi. Lauk pauknya yang mudah saja seperti tempe tahu goreng atau telur yang dimasak ceplok, orak-arik, rebus, dadar. Tak pula minum air putih yang cukup agar tidak dehidrasi saat menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Nah ... Setelah sahur dan shalat subuh apa yang dilakukan?
Ceritanya suami terkenang jaman masih bocah cilik. Dia bilang, "Aku kalau selepas shalat subuh akan menutup pintu dan jendela kamar lalu mematikan lampu. Bersama kakak dan adiknya kompak akan tidur lagi. Bangun siang. Lanjut main karambol." Aku geleng-geleng kepala sambil tersenyum geli. "Loh! Kok boleh? Gak bahaya tah?" begitu tanyaku. "Kan zaman itu bulan Ramadan sekolah libur full. Gak sekolah. Eeehhh ... Kita sezaman kah?" lanjutnya. Aku menganggukkan kepala, "Hhhmmm ... Iya ya. Memang libur sih. Tapi aku gak bobo lagi kalau selesai shalat subuh," ujarku.
Kisahku saat bulan Ramadan di rumah nenek kembali aku sampaikan kepada suami. Aku tuh senang banget mengulang-ulang kisah ini karena memang amazing, luar biasa untuk ukuran anak kecil 10 tahun.
Baca artikel terkait : Ramadan Penuh Keajaiban di Kaki Gunung Ciremai Era 80-an
Selama liburan Ramadan aku dikirim ke rumah nenek di kaki Gunung Ciremai. Jadi aku selalu diajak berjalan-jalan pagi keliling desa atau menyusuri pematang sawah. Kata pamanku, "Neng ... Kita tuh gak boleh tidur lagi kalau selesai sahur dan shalat subuh. Pamali! Nanti seret loh rezekinya. Trus gak pinter, karena otaknya mampet." Iiihhh ... Ada-ada aja ya pamanku ini. Masa sih ada otak mampet dan rezeki seret.
Tapi begitulah kehidupan di desa Tegaljugul yang sejuk dan nyaman. Gunung Ciremai tampak gagah, kokoh berdiri di bawah langit biru cerah. Awan putih menghiasi dan tampak bergerak perlahan ditiup angin sepoi-sepoi yang membuatku betah berlama-lama duduk di sebuah saung di tengah sawah. Petani yang sejak tadi pagi sudah bergegas menuju sawah tampak semangat bekerja. Ada yang mencangkul dan menanam bibit sayuran. Ada juga yang sedang memberikan pupuk dan menyemprotkan anti hama.Â
"Lihat deh Neng! Mereka para petani tidak tidur lagi setelah shalat subuh. Kalau tidur lagi ya rezekinya dipatok ayam," kata pamanku. Duuuhhh ... Ada lagi istilah rezeki dipatok ayam. Aku tertawa tergelak. "Gimana caranya ayam makan rezeki kita?" tanyaku penasaran. Pamanku bilang kalau ayam itu bangun pagi sekali, berkokok tiada henti dengan semangat, lalu mencari makan, dan tidak tidur lagi hingga lepas matahari naik sepenggalahan atau waktu dhuha.
Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 8 pagi. Barulah aku pulang ke rumah nenek untuk mandi, shalat dhuha, dan beristirahat sejenak. Namanya leleson -santai gogoleran alias tidur-tiduran di bale-bale atau kursi rotan panjang di ruang tamu yang luas. Jendela dan pintu dibuka tanpa takut ada maling he3 ...Â
Setelah tidak lagi mengantuk aku diajak untuk tilawah Al-Qur'an dan mengulang hafalan. Jadi kebiasaan ini terus aku lakukan hingga kini usia 50 tahun lebih. Alhamdulillah ... Ternyata suamiku juga semenjak sudah SMP sampai sekarang memiliki kebiasaan yang sama. Tidak tidur lagi selepas sahur dan shalat subuh, tetapi tilawah Al-Qur'an dan bersiap melakukan aktivitas rutin sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H