Orang yang takut kepada Tuhannya dan hal ghaib adalah kita yang menyadari hak  Allah atas diri ini, maka Allah senantiasa mengawasi, kita juga merasa diawasi dan menyadari bahwa Allah mengetahui apa yang disembunyikan dan apa yang dirahasiakan. Tentu saja hal ini akan membuat kita tidak akan melakukan perbuatan yang tidak disukai oleh Allah. Seperti merusak alam misalnya.
Satu lagi renunganku saat berada di Kawah Sikidang. Betapa tampak panasnya air yang mendidik di bawah sana. Ada bagian yang digunakan untuk uji coba memasak telur hingga matang loh! Waaahhh ... Aku bergidik juga saat itu. Bagaimana akibatnya jika kita terjerumus ke dalam kawah itu? Bagaimana akibatnya kelak bagi orang yang dimasukkan ke dalam neraka? Pastinya lebih panas dari air mendidih di Kawah Sikidang. Subhanallah ...
Perhatikan ayat-ayat penuh hikmah ini, "Dan orang-orang yang ingkar kepada Tuhannya, akan mendapatkan adzab Jahanam. Dan, itulah seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang  mengerikan, sedang neraka itu membara. Hampir meledak karena marah. Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang kafir) dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, 'Apakah belum pernah ada orang yang datang memberi peringatan kepadamu (di dunia)?'" (QS. Al-Mulk: 6-8).
Selepas menikmati Kawah Sikidang, aku menuju sebuah lokasi berupa menara pandang yang keren  banget. Dari posisi duduk santai ini, kita bisa memandang gunung-gunung yang mengelilingi kawasan dataran tinggi Dieng. Jika cuaca cerah, kita bisa melihat tujuh gunung yaitu, Gunung Merbabu, Gunung Sindoro, Gunung Lawu. Gunung Sumbing, Gunung Slamet, Gunung Merapi dan Gunung Prau. Sambil menikmati wedang uwuh hangat, aku berbincang santai tentang bagaimana menjadi manusia yang selamat. Tidak masuk ke dalam neraka yang pasti panasnya lebih dari panas kawah di gunung-gunung berapi itu.
Apa yang harus kita lakukan? Ya! Benar ... Kita harus mau mengakui kesalahan. Hal ini sangat penting agar kita bisa memperbaikinya dan tidak mengulangi lagi. Ketika menyadari kesalahan, kita harus segera bertobat tanpa mengulur-ulur waktu hingga datangnya maut. Kita juga harus yakin bahwa Rasulullah dan Al-Qur'an adalah sumber kebahagiaan dan pedoman kehidupan agar selamat di dunia dan akhirat.
Allah telah mengingatkan bahwa nikmat besar berupa bumi yang dijadikan mudah bagi manusia. Bumi yang berputar mengitari dirinya sendiri (rotasi) dan mengitari matahari (revolusi) dengan kecepatan ribuan mil per jam, tetapi bumi ini tetap tenang, aman,, dan nyaman bagi manusia. Bumi juga memberikan tanahnya, airnya, udaranya, simpanan di dalamnya, kekuatannnya, dan rezeki semuanya untuk dimanfaatkan oleh manusia. Lalu manusia melupakan nikmat Allah tersebut. Allah pun mengingatkan bahwa manusia bukanlah penghuni kekal di bumi tetapi pasti dikembalikan kepada-Nya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H