Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Khadijah: The True Love Story of Muhammad Saw

24 Oktober 2023   11:29 Diperbarui: 5 Juni 2024   12:17 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku bersampul merah jambu ini sangat luar biasa. Sumber foto dokumen pribadi.

Tak dapat dipungkiri, Khadijah istri Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam , merupakan sosok yang fenomenal. Bukan saja memiliki perilaku yang mulia, Khadijah juga merupakan sosok yang cerdas dengan ketabahan yang luar biasa.

Aku membeli buku dengan judul Khadijah: True Love Story of Muhammad Saw pada tahun 2016. Seingatku saat itu aku sedang sangat ingin menunaikan ibadah umroh. Mengapa? Entahlah tetiba saja aku merasa butuh perjalanan spiritual. Setelah sepuluh tahun yang lalu menunaikan ibadah haji, rasanya jiwa ini harus di-recharge. Kemudian aku berusaha untuk menabung dan berharap bisa mengajak anakku bungsu, Teteh diusianya nanti yang ke-10, atau saat dia selesai mengkhatamkan Al-Qur'an 30 juz dan selesai menghafalkan juz 30.

Kebetulan buku ini memang diterbitkan pada bulan November. Benar sekali ... Bulan kelahiran aku dan Teteh. Sungguh luar biasa.

Review Buku Khadijah

Penulis buku setebal 366 halaman ini adalah Abdul Mun'im Muhammad Umar. Beliau menuliskan kata persembahan yang unik, yaitu: "Saya persembahkan buku ini kepada Rasulullah saw. Pamungkas para nabi dan para rasul saw. Pembawa risalah langit yang berisi kabar gembira tentang akidah dan tauhid. Penyatu seluruh penduduk bumi. Rasul yang membawa kebaikan dan kedamaian di semesta, Muhammad bin Abdullah."

Menjelajah untaian kata dalam buku-buku ini  akan menguatkan kita sebagai perempuan yang telah diberi keutamaan oleh Allah Yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana.

Buku yang diterbitkan oleh Cordoba memiliki isi yang sangat komprehensif. Dari mulai pernikahan Muhammad dan Khadijah, rumah tangga mereka, risalah kenabian, fase awal penyebaran Islam, dan dakwah secara terbuka. Selanjutnya penulis menyampaikan juga pertarungan antara kebenaran dan kebatilan, konflik yang terus memanas, pertarungan terbuka, boikot dan pemutusan hubungan. Tentu saja ada bagian yang menjelaskan tentang akhir perjuangan yang mulia, keistimewaan-keistimewaan Khadijah, serta keturunan yang semerbak.

Nama Khadijah binti Khuwailid tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. Sejarah mencatat seorang saudagar sukses dari suku Quraisy yang menjunjung kejujuran dalam menjalani usahanya. Setelah menikah dengan Muhammad lalu Beliau mendapat risalah kenabian, Khadijahlah orang yang selalu berada di samping Muhammad. Bukan saja untuk menyokong dakwah, melainkan juga menjadi tempat untuk menguatkan diri menghadapi tantangan masyarakat saat itu.

Khadijah tidak pernah mengeluh. Begitu total -totalitas pengabdian Khadijah akan dakwah Rasulullah pun menjadi tak tertandingi. Inilah cinta sejati Rasulullah ...

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi, Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab 33: 56).

Pernikahan Khadijah dan Muhammad dilandasi kesetiaan. Rasa bahagia dinikmati bersama, suka duka pun dijalani dan diatasi berdua. Saling memaafkan kesalahan dan saling menghargai kesetiaan. Sungguh pasangan yang pantas menjadi penghuni surga. Pertanyaannya, apakah kita sudah meneladani hal tersebut? Kesetiaan dalam pernikahan apakah juga dijunjung tinggi? Saling memaafkan ... Apalagi siapa kita? Ya ... Kita hanya manusia biasa yang pastinya tak luput dari kesalahan dan dosa.

"... Demi Allah, aku tidak pernah mendapat pengganti yang lebih baik daripada Khadijah. Ia yang beriman kepadaku ketika semua orang ingkar. Ia yang mempercayaiku ketika semua orang mendustakanku. Ia yang memberiku harta pada saat semua orang enggan memberi. Dan darinya aku memperoleh keturunan... sesuatu yang tidak kuperoleh dari istri-istriku yang lain." (HR. Ahmad).

Beberapa bulan telah lalu sejak dakwah Islam yang dilakukan secara terbuka memasuki tahun kedua. Rasulullah terus berjuang sekuat tenaga menyebarkan ajaran Islam dengan cara-cara yang bijaksana dan nasihat-nasihat yang baik. Dengan sabar, beliau tanggung semua penderitaan, penghinaan, dan pendustaan.

Beliau lebih sedih jika melihat para pengikutnya mengalami penyiksaan yang keras dalam usaha orang-orang kafir untuk membuat mereka kembali kepada agama leluhur.

Begitu pula dengan Khadijah. Ia mendengar dan menyaksikan semua kejadian itu dengan hati yang terluka -terpukul. Ia selalu berada di sisi Rasulullah, menghibur dan meringankan penderitaan beliau. Khadijah tidak pernah ragu sedikit pun akan pertolongan dan taufik Allah kepada suaminya. Khadijah sangat yakin kepada kekuatan tekad dan kesabaran Rasulullah.

"Sungguh Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah)." (QS. Al-Kautsar 108: 1-3).

Pintaku dalam doa terbaik ... Ya Allah jadikan aku istiqamah di jalan-Mu menjadi penerang bagi sesama dengan kebaikan dan akhlak mulia. Teladan dari Ummul Mukminin Khadijah telah aku pelajari, agar mendapatkan hikmahnya. Pintaku selalu agar kelak berjumpa dengan-Mu. Dengan panggilan indah ini Ya Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung, "Wahai jiwa yang tenang! kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho dan diridhoi-Nya, maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam syurga-Ku." (QS. Al Fajr 89 : 27--30).

Aku telah tuliskan pengalaman saat berada di Kota Makkah dan Kota Madinah saat ibadah haji dan umroh. Silakan mampir di sini: Serasa Shalat Bersama Rasulullah

Perempuan dalam Islam

Bercermin dari kisah Khadijah, kita harus mengambil ibrah -semangat. Bahwa sejatinya perempuan dalam Islam  sangatlah bermartabat, dihargai, diberikan ruang untuk beramal kebajikan seluas-luasnya. Benar adanya jika Islam memberikan jalan cahaya bagi perempuan untuk menjadi manusia paripurna -insan kamil- yang selamat dan bahagia dunia akhirat. Maka, seharusnya kita mendudukkan banyak pejuang perempuan dalam khasanah sejarah sebagai pahlawan -teladan kehidupan. 

Baca artikel menarik lainnya : Nenekku Pahlawanku

Percikan kebaikan dari perempuan tidak hanya satu dua saja : begitu pun tentu banyak pahlawan dalam kehidupan kita semisal ibu, nenek, guru, sahabat juga rekan kerja perempuan. 

Semoga Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang menjadikan kita perempuan yang selalu diberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga mampu menebar kebaikan bagi sesama juga semesta. Aamiin ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun