Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam bersama Zaid bin Haritsah berjalan kaki tanpa menunggangi unta. Tujuannya agar Quraisy tidak mencurigai perjalanan yang memakan waktu empat hari tersebut. Beliau berada di Kota Tha'if selama 15 hari. Nabi Shalallaahu Alaihi Wassalaam mengunjungi sejumlah pasar dan tempat pertemuan.Â
Ternyata penduduk Kota Tha'if tidak menerima dakwah Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam. Pada suatu hari mereka malah melempari batu bertubi-tubi kepada Nabi.Â
Tak menyangka mendapatkan lembaran batu, Beliau dan Zaid langsung berlari menghindar. Tetapi apa daya? Penduduk Tha'if yang kalap dan berjumlah banyak malahan semakin beringas.
Kepala, sekujur tubuh, dan kaki Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam dijadikan sasaran. Hingga luka dan terasa sakit karena darah mulai mengucur deras.Â
Subhanallah ... Beliau terus berlari menghindari amukan penduduk Tha'if, hingga bisa mendapatkan tempat berlindung di balik tembok milik 'Utbah dan Syaibah, dua putra Rabi'ah yang terletak tiga mil dari Kota Tha'if.
Di lokasi itu Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam berjumpa 'Addas seorang budak Nasrani dari dua putra Rabi'ah. Ia berasal dari Nineveh/Persia yang memberikan setandan anggur dan menyatakan keimanannya kepada Nabi Muhammad.Â
Do'a Rasullah di Kota Tha'if
Setelah merasa aman, Nabi menghampiri sebuah pohon anggur lalu duduk di sana. Di tempat itu Beliau berdoa sambil menahan sakit yang mulai menjalar di tubuhnya.Â
"Ya Allah, aku mengadu kepada-Mu atas lemahnya kekuatanku dan sedikitnya usahaku serta kehinaan diriku di hadapan manusia. Engkaulah Tuhan semesta alam, Pelindung orang-orang yang lemah dan Engkaulah Pelindungku. Kepada siapa hendak Engkau serahkan diriku. Kepada orang yang jauh yang menyerangku ataukah kepada Zat yang dekat yang mengatur urusanku. Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli. Aku berlindung terhadap cahaya wajah-Mu Yang menerangi kegelapan dan karenanya membawakan kebaikan bagi dunia dan akhirat, dari kemurkaan-Mu yang akan Kau timpakan kepadaku. Engkaulah Yang berhak menegur hingga berkenan pada-Mu. Dan tiada daya dan upaya selain dari Engkau."
Hari mulai gelap, malam pun menghampiri. Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam dan Zaid yang keluar dari persembunyiannya. Mereka kembali ke Kota Makkah.Â