Kota Tha'if berjarak sekitar 60 mil atau 100 kilometer dari Kota Makkah. Bis yang membawa jamaah membutuhkan waktu sekitar 2 Â jam perjalanan. Tidak terlalu jauh ... Seperti dari Jakarta ke Bandung.
Sebetulnya dalam rundown rangkaian perjalanan umrah dan itikaf bulan Ramadhan tidak ada jadwal ke Kota Tha'if.Â
Ustadz yang menemani rombongan juga tidak menganjurkan atau melarang. Suamiku sampai bertanya kepada kakaknya terlebih dahulu via chat WahtsApp, apa yang menarik di Kota Tha'if?Â
Apa yang menjadi keutamaan mengunjungi kota yang sekarang dikembangkan oleh Pemerintah Arab Saudi sebagai destinasi wisata.Â
Akhirnya setelah sedikit membuka laman info lewat google search dan mendapat suntikan semangat dari kakaknya, bahwa kita bisa mendapatkan hikmah perjalanan dakwah Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam, diputuskan untuk berangkat ke Kota Tha'if.Â
Kondisi Alam Kota Tha'if
Suasana perjalanan memang cukup mengesankan. Bagaimana tidak? Arab Saudi sebagai negara yang memiliki kontur alam padang pasir tandus, bahkan Kota Makkah itu penampakan alamnya adalah bukit atau gunung batu hitam.Â
Sangat kontras dengan bukit-bukit yang terlihat lebih hijau dan banyaknya pohon di Kota Tha'if. Â Kota yang berada di sebelah tenggara Kota Makkah adalah kota besar ketiga setelah Kota Makkah dan Kota Madinah.
Jalan menuju Kota Thaif, khususnya ketika melewati Pegunungan Asir dan Pegunungan Al-Hada berkelok-kelok, panjang dan menanjak mengelilingi pinggiran pegunungan hingga puncaknya.Â
Jalannya lebar dan mulus. Terbersit rasa kagum melihat struktur jalan yang lumayan berat ini ya menembus gunung-gunung batu. Puncak pegunungan yang berbeda dengan Puncak, Bogor atau tempat lainnya di Indonesia. Pegunungan di sini relatif tidak ada pepohonan, tandus, berbatu dan berpasir.
Nah ... Saat memasuki kota Al-Hada sebelum Kota Tha'if, sepanjang jalan tampak sejumlah pepohonan dan perkebunan kurma. Beda sekali rasanya he3 ... Suasana gersang berubah lebih sejuk.Â