Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Sakit Telinga, Batuk Berdahak, dan Keracunan Kentang

27 April 2023   19:03 Diperbarui: 25 Juli 2023   06:25 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjalanan ke pegunungan Dieng dalam keadaan batuk dan pilek membuat telingaku sakit. Dokumen pribadi.

Hari-hari saat aku sakit ... Rasanya sungguh Allah Yang Maha Baik lagi Maha Pemurah begitu dekat. Begitu terasa segala nikmat saat sehat.

Sakit Telinga

Aku pernah sakit telinga sampai 'budek' karena ada perjalanan ke pegunungan Dieng. Saat itu aku memang sedang pilek dan batuk. Waaahhh ... Subhanallah rasanya keseimbanganku hilang. Kepala sungguh terasa berat. Suara dari mulut sendiri pun sumbang terdengar.

Perjalananku dari Dieng sampai ke Solo dengan telinga sakit sangat menyiksa. Biasanya aku menyupir tapi kali itu boro-boro mau nyupir, ini badan dan kepala tak karuan rasanya. Di Solo tak ada dokter spesialis THT yang praktek karena suasana lebaran.

Akhirnya hanya mengandalkan parasetamol dan obat batuk pilek saja. Aku jadi lebih banyak tidur dibandingkan berinteraksi silaturahim dengan kerabat. Untung anakku Kaka dan Mas sudah mandiri dan sangat pengertian saat ibunya sakit. Suamiku juga baik hati mau mengurus segalanya yang berhubungan dengan keperluan anak-anak.

Setelah dari Solo, kami menuju ke Cirebon. Sempat mendatangi sebuah rumah sakit berharap ada dokter spesialis THT yang praktik. Ternyata tak ada juga. Ya Allah ... Benar-benar ujian yang butuh kesabaran dan rasa ikhlas ridho menerima ketentuan ini.

Akhirnya sesampai di Jakarta aku segera berobat ke RS Premier Bintaro. Pengobatan di rumah sakit oleh dokter spesialis THT yang biasa menangani pilot dan pramugari. Sebulan penuh aku merasakan nikmatnya bisa mendengar. Apalagi saat itu aku akan segera berangkat menunaikan ibadah haji. Apa rasanya bila masih sakit telinga dan harus beribadah yang membutuhkan ketahanan fisik? 

Selain berobat aku terus berdoa agar Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Pengampun segera menyembuhkan sakitku. Bisa jadi ini teguran. Oooh ... Tapi aku sering lup saat sehat aku mendengar dan berkata segala sesuatu yang tak berguna. Ampuni aku Ya Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Terpuji.

Alhamdulillah ... Saat menunaikan ibadah haji aku sudah sehat kembali. Dokumen pribadi.
Alhamdulillah ... Saat menunaikan ibadah haji aku sudah sehat kembali. Dokumen pribadi.

Keracunan Kentang

Kali lain aku keracunan kentang rebus. Aku tak memperhatikan ciri-ciri kentang yang akan aku masak. Kentang yang beracun memiliki beberapa ciri, di antaranya telah tumbuhnya tunas dan kecambah. Terbentuknya "mata" kentang, yaitu tonjolan kecil tempat umbi menumbuhkan tangkai baru. Kulit dan bagian dalam kentang berwarna kehijauan. 

Aku juga salah ... Kentang tak boleh dimasukkan ke dalam kulkas. Sama halnya dengan munculnya kecambah, permukaan kentang yang berkerut juga mengandung senyawa solanin yang berbahaya. Sungguh pengalaman yang mahal sekali harganya ... Masyaallah.

Adapun tips menyimpan kentang yang aku pelajari adalah:

1. Simpan dalam keadaan kotor alias belum dicuci.

2. Taruh di kerangan atau wadah terbuka.

3. Simpan di tempat gelap dan kering.

Waktu itu aku mengalami muntah tak berhenti selama dua hari dua malam. Lemas. Mata berkunang-kunang, kepala pusing, jika berdiri rasanya limbung bumi berputar-putar. Saat itu aku masih menyusui si bungsu. Aduuuhhh ... Kasihan sekali bayiku terkena imbasnya. Aku yang terbaring tak bisa melakukan aktivitas secara normal. Makan dan minum langsung muntah. Rasanya perut bergejolak gak karuan. Subhanallah ...

Bersukur dengan nikmat sehat sehingga masih bisa menikmati makanan dan minuman.

Ya Allah nikmatnya saat aku bisa makan. mengunyah, menelan, dan diproses sempurna sampai menjadi energi lalu dibuang lewat tempat yang semestinya. Oooh ... Tapi aku sering lupa. Bisa saja saat makan lupa diawali doa. Atau dalam rizki makanku masih ada hak orang lain yang belum aku tunaikan. Ampuni aku Ya Allah Yang Maha Agung lagi Maha Bijaksana.

Batuk Berdahak

Di waktu lain aku batuk-batuk selama dua minggu. Kalau tidak salah kejadiannya setelah anakku bungsu yang masih usia 3 bulan harus dirawat inap di rumah sakit selama hampir seminggu. Dia mengalami demam tinggi dengan bercak-bercak merah di sekujur tubuhnya. 

Dokter memantau dengan intensif karena dikhawatirkan terkena virus yang ganas. Hampir saja diisolasi. Alhamdulillah setelah 3 hari merah-merah di tubuhnya berkurang. Aku sampai tidak bisa tidur karena harus menunggu dan selalu memeluknya. Nah ... Sepertinya tubuhku jadi ikut nge-drop.

Batuk yang panjang sampai perutku sakit. Lendirnya hijau. Dadaku sesak terutama saat berbaring. Sesekali ada bunyi nggiiikk begitu. Malam hari jadi sulit tidur terbangun karena batuk. Sempat ke UGD unutk di nebulizer. Menghirup uap obat saja rasanya sulit bukan main. 

Perbanyaklah tilawah Al-Qur'an dan berdzikir sebagai bentuk syukur atas nikmat sehat. Dokumen pribadi.
Perbanyaklah tilawah Al-Qur'an dan berdzikir sebagai bentuk syukur atas nikmat sehat. Dokumen pribadi.

Akhirnya aku dirujuk untuk diperiksa profesor spesialis paru. Di rongent torax, tes dahak, dan tes darah. Dua minggu aku merasakan nikmatnya bisa bernafas lega. Menghirup udara segar dan  tidur nyenyak. Oooh ... Tapi aku sering lupa untuk melakukan tilawah Al-Qur'an dan berdzikir kepada-Mu Ya Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Pemberi Karunia saat satu demi satu tarikan nafas pemberian-Mu yang berharga ini. Bagaimana kelak rasanya jika nafas ini berhenti, roh terpisah dari raga? Ampuni aku Ya Allah Yang Maha Adil lagi Maha Pemaaf.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun