Sebagai orang tua, aku mencoba berpartisipasi aktif mendukung penerapan Kurikulum Merdeka bahkan sejak sebelum digaungkan oleh Mas Menteri Nadiem Makarim. Ya ... Sebagai ibu aku sudah menerapakan Merdeka Belajar kepada Kaka, Mas, dan Teteh.
Kurikulum Merdeka Jalan Bahagia Belajar
Anak-anak tidak hanya belajar di sekolah bukan? Justru di rumahlah mereka belajar untuk pertama kalinya bersama orang tuanya. Ibu berperan sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Ada tiga metode Merdeka Belajar yang aku terapkan agar Kaka, Mas, dan Teteh bahagia dalam proses belajarnya. Pilihan sekolah untuk mereka mengembangkan potensi menjadi versi terbaiknya juga aku sesuaikan dengan minat, bakat, dan kecerdasan unggulan masing-masing.
Adapun proses tersebut adalah:
Pertama Pengembangan Soft Skills dan Karakter
Beragam soft skills telah aku ajarkan di rumah. Mereka tidak lagi canggung dengan kemandirian, disiplin, dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugas pribadi. Seperti membereskan tempat tidur, membantu memasak, memiliki jadwal ibadah yang teratur, berolahraga sesuai minatnya (renang, bersepeda, dan beladiri), juga kemampuan berkomunikasi.Â
Sedangkan karakter mulia menjadi main concern dalam pendidikan mereka. Seperti kejujuran, integritas, amanah, rasa empati, saling tolong menolong, menghargai pendapat dan perbedaan, menghormati sesama, berlaku adil dan bijaksana, kerja keras, juga memiliki semangat juang dalam kebajikan.Â
Aku dan suami mengajarkan kepada Kaka, Mas, dan Teteh tentang dasar-dasar kehidupan beragama dengan teladan dalam beribadah seperti shalat, puasa, zakat, dan umroh/haji. Agar bisa menjadi hamba Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Pemurah tentu aku harus mengenalkan pedoman kehidupan kepada mereka. Mempelajari Al-Qur'an menjadi penting untuk terus menerus ditanamkan kepada mereka, sehingga akan menjadi pedoman di dalam kehidupan sebagai khalifah fil ard.
Dalam kehidupan bermasyarakat, aku menanamkan nilai-nilai yang ada dalam dasar negara Indonesia tercinta, yaitu Pancasila. Menjadi warganegara yang baik dengan mematuhi peraturan-peraturan yang telah ditetapkan adalah hal penting yang harus mereka jalankan.
Kedua Fokus pada Materi Esensial, Selaras, dan MendalamÂ
Hal ini dilakukan agar  ada waktu yang cukup untuk membangun kreativitas dan inovasi terutama dalam literasi dan numerasi. Perpustakaan keluarga yang lengkap dan fasilitas kreatif adalah pendukung spirit yang dibangun bersama agar anak-anak dapat mengembangkan literasi. Aku mengajak mereka ke toko buku dan perpustakaan agar semakin cinta membaca.  Kaka, Mas, dan Teteh menjadi senang membaca berbagai jenis buku yang tersedia. Aku terapkan metode read aloud agar meningkat kemampuan literasinya.Â