"Merdeka!"
"Sekali merdeka tetap merdeka ..."
Ingatkah dengan pekik semangat di atas? Kata merdeka begitu kuat mengalirkan semangat untuk bangkit menjadi lebih bermartabat dan memilki manfaat sebagai bangsa yang berkemajuan. Sejatinya pendidikan merupakan pilar utama kemajuan suatu bangsa. Tentu saja diperlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran yang dapat beradaptasi dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahagia Sebagai Pembelajar Sejati
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjawab tantangan tersebut dengan meluncurkan Kurikulum Merdeka yang diharapkan dapat menjadi upaya dan tonggak untuk meningkatkan pembelajaran yang berkualitas dan mampu menghasilkan putra-putri bangsa yang berprestasi bukan hanya tingkat nasional, tetapi juga global, dan memiliki karakter yang mulia.
Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.
Aku pun terpantik semangat untuk menulis artikel sesuai dengan ajakan dari Kemendikbudristek bersama dengan Kompasiana tentang Kurikulum Merdeka, syukur jika dapat meraih hadiah yang disediakan. Tapi bukan hanya karena hadiahnya loh! Aku ingin berbagi pengalaman bagaimana membersamai ketiga anakku dalam proses belajar mereka hingga mencapai rasa bahagia sebagai pembelajar sejati.
Belajar adalah sebuah kebutuhan, bukan lagi menjadi keterpaksaan atau hanya belajar jika disuruh oleh orang tua dan guru. Pembelajar sejati akan menikmati setiap tahapan dan beragam lika-liku bahkan suka-duka dalam proses belajar. Semboyan pantang menyerah sudah tertanam dalam sanubari terdalam, hingga ketika ada aral melintang pun tetap semangat untuk menaklukkannya.