Lalu dari segmen kisah Ashabul Kahfi aku melakukan tindakan untuk tidak tergiur kehidupan dunia yang hanya sementara dan sekejap saja. Selalu istiqamah menjalankan perintah Allah serta menjauhi laranga-Nya. Berusaha terus sedikit demi sedikit meningkatkan kualitas ibadah terutama ibadah tersembunyi (bagai dalam gua) yang tak perlu orang lain tahu. Terus memahami seluruh Asmaul Husna agar terhubung dengan tujuan penciptaanku sebagai hamba-Nya.
Sedangkan dari segmen tentang godaan syaitan yang harus diwaspadai, aku berusaha untuk terus berlindung kepada Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Terpuji. Membaca dzikir pagi-petang secara istiqamah. Belajar tentang bagaimana tipu daya syaitan itu menjadi musuh utama dalam menjalani kehidupan. Aku menuliskan ayat-ayat Al-Qur'an yang terkait dengan surga dan neraka. Agar mengetahui dan punya panduan, apa saja jalan atau amal kebajikan yang akan membawa ke surga. Juga mengetahui dan harus menghindari apa saja perilaku yang akan menyeret ke dalam neraka.
Segmen berikutnya adalah tentang pemilik dua kebun yang membuatku untuk selalu ingat agar tidak pelit kepada orang miskin, tidak sombong dan menganggap hasil kerja atau rezeki hanya karena upaya sendiri, tidak lupa mengucapkan Insyaallah, dan selalu mencari dan bergaul dengan teman-teman yang beriman dan mengingatkan ketika aku salah.
Segmen yang sangat menarik dan membuatkan berlama-lama membaca dan mentadabburi kisah Nabi Musa. Saat Nabi Musa ditegur Allah berjumpa dan belajar kepada Nabi Khidir membuatku selalu semangat menuntut ilmu dari siapa saja yang memiliki kelebihan ilmu. Ketika berguru maka jadilah murid yang memiliki adab dan akhlak yang baik. Bersabar, berdoa, dan selalu memohon kepada Allah agar ilmu yang dimiliki bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, juga untuk sesama. Aku berusaha selalu mencari hikmah di awal, dalam proses, dan di akhir sebuah episode kehidupan. Sejatinya semua pasti baik. Bila menyenangkan harus bersyukur. Bila tidak menyenangkan maka harus bersabar. Sungguh beruntung jika aku bisa menjadi orang yang selalu bersyukur dan bersabar. Barakallah ...
Dalam segmen kisah Zulqarnain aku berusaha untuk menjadi orang yang bijaksana, terutama ketika menjadi pemimpin. Aku berusaha berbuat baik kepada sesama dengan tanpa pamrih. Bila menyampaikan dakwah dengan bil haq, artinya memberikan teladan terlebih dahulu.
Seperti misalnya mengajak anak untuk mencintai Al-Qur'an, maka sebagai ibu harus terlebih dahulu melakukan hal tersebut. Sedangkan terkait dinding untuk membatasi dari gangguan Yajud dan Majuj, aku berusaha untuk membuat juga dinding yang jelas antara yang haq dan yang bathil. Kedua hal tersebut tidak dapat disatukan.
Segmen penutup dari surah Al-Kahfi membuatku untuk melakukan tindakan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, selalu kembali kepada Al-Qur'an, tidak mengingkari ayat-ayat yang telah Allah firmankan di dalam Al-Qur'an, menjadikan Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam sebagai teladan, selalu berusaha menjadi orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih/kebajikan agar mendapatkan surga-Nya dan berjumpa Allah kelak di hari akhir. Aku harus mentadabburi ayat-ayat kauniah sebagaimana yang Allah kiaskan dengan menuliskan kalimat-Nya dengan tinta dari lautan yang tidak cukup walau sudah ditambah lagi lautannya.
Ya Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Perkasa perkenankanlah doa-doaku agar bisa istiqamah melaksanakan semua tindakan tersebut. Hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan dan berharap pertemuan dengan-Mu. Aamiin ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H