Ijin berbagi pengalamanku sebagai arsitek yang telah mendesain beberapa rumah tinggal, masjid, dan bangunan komersial. Bisa jadi saat ini masih banyak orang yang bingung rumah menghadap kemana yang ideal untuk dibangun. Orientasi rumah tinggal penting untuk kita pelajari dan terapkan. Satu hal penting lainnya adalah terkait sirkulasi udara rumah tinggal.
Beberapa sahabat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam menyebutkan bahwa gua yang terdapat dalam surah Al-Kahfi itu ada di Gunung Raqim Yordania. Mereka pernah berkunjung ke sana dan mengaku melihat tulang-belulang penghuni gua. Di antara para sahabat itu adalah Ubadah ibn As-Shamit, Mu'awiyah ibn Abu Sufyan, dan Ibnu Abbas.Â
Ditemukan adanya sebuah bangunan bersejarah di atas gua dan ternyata bangunan itu dahulu merupakan gereja kemudian beralih fungsi menjadi masjid pada masa kekuasaan Islam. Ditemukan ada tujuh pilar batu yang sudah tidak sama lagi tingginya dan dalam posisi membentuk lingkaran. Rupanya, itulah bangunan yang disebut dalam Alquran.Â
Masjid tersebut sudah mengalami beberapa kali kerusakan seperti yang tertulis pada batu di dalamnya. Renovasi tercatat pernah dilakukan pada tahun 118 H, 277 H, dan 900 H oleh umat Islam sebagai bentuk perhatian mereka akan nilai sejarah masjid yang disebut dalam Al-Qur'an tersebut. Ditemukan pula delapan kuburan yang dibangun di atas batu. Empat di antaranya berada di lorong sebelah kanan pintu masuk gua dan empat lainnya ada di lorong sebelah kiri gua. Tepat di persimpangan antara dua lorong tadi ditemukan kerangka anjing, beberapa keping uang, gelang, cincin, dan bejana berharga.
Pemilihan Arah Utara dan Selatan untuk Rumah Tinggal.
Sinar matahari yang masuk ke dalam rumah tinggal wajib disaring agar  tetap terasa nyaman, tanpa terpapar terlalu berlebihan. Pengaturan cahaya matahari ini bisa menggunakan bukaan yang sesuai sehingga sinar cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan memiliki kualitas sempurna. Kita dapat mengatur sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan dengan memperhatikan arah/orientasi bangunan. Caranya adalah kita  harus membuat bukaan yang tepat dan akan menentukan kualitas sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan.
Dari hasil penelitian, ternyata masing-masing arah/orientasi bangunan memiliki angka radiasi yang berbeda. Angka radiasi tersebut adalah: 130 untuk utara, 113 untuk timur laut, 112 untuk timur, 97 untuk tenggara, 97 untuk selatan, 176 untuk barat daya, 243 untuk barat, dan 211 untuk barat laut.Â
Nah ... Rumah yang bagus sebaiknya menghadap kemana?
Dari angka radiasi yang telah dibahas sebelumnya, kita dapat menyimpulkan mengapa seorang arsitek memutuskan untuk mendesain rumah agar bisa menghadap utara atau selatan. Hal ini karena rumah tinggal yang memiliki bukaan pada posisi tersebut akan memperoleh sinar matahari dengan kualitas terbaik.
Mengapa bisa seperti itu? Karena jalur lintasan matahari yang berasal dari timur ke barat tidak akan menyorot panas secara langsung yang berakibat rumah terasa tidak nyaman. Pancaran sinar matahari dari utara memiliki suhu yang lebih rendah dan warna cahaya terlihat lebih putih sehingga terasa lebih dingin. Sinar utara ini biasa digunakan sebagai penyinaran studio atau ruang seni, berbanding terbalik dengan sinar selatan yang berwarna kuning keemasan.
Desain ruang-ruang di dalam rumah tinggal dapat menyesuaikan dengan arah sinar matahari. Misalnya ruang kerja atau ruang publik bisa berada di sisi utara sehingga mendapatkan sinar putih. Sedangkan ruang keluarga atau ruang yang lebih private berada di arah selatan agar mendapatkan sinar yang lebih hangat.
Lubang gua Ashabul Kahfi telah diteliti, terutama pada celah masuknya sinar matahari ke dalam gua. Ternyata ditemukan bahwa celah gua di sebelah selatan mengarah ke barat daya. Ketika seseorang berdiri di dalam gua di waktu petang, posisi sinar matahari bergerak ke arah kanan dan menyorot orang yang berdiri serta memberi ruang untuk melihat ke arah pemandangan luar gua. Pada waktu tengah hari, sinar matahari tidak memasuki gua. Sedangkan pada waktu matahari terbenam, sinar matahari sedikit dan sesaat memasuki gua.
Yuk! Cek arah rumah tinggal kita?
Sirkulasi Udara Rumah Tinggal
Rumah yang sehat harus memiliki sirkulasi udara yang baik. Dibutuhkan sistem ventilasi yang mendukung, agar distribusi udara dapat berlangsung lancar. Salah satu kriteria rumah sehat adalah pemenuhan kebutuhan fisiologis berupa pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup. Tak hanya kualitas pencahayaan yang harus diperhatikan, namun juga sirkulasi udara yang didukung dengan sistem ventilasi yang baik.
Ventilasi hendaknya dirancang secara tepat. Idealnya sebuah rumah memiliki jumlah bukaan total antara 15%-20% dari luas tapak. Proporsi tersebut, akan membuat ruang-ruang yang berada di dalam terasa nyaman dan sejuk. Masing-masing ruang memiliki perhitungan berbeda-beda untuk kebutuhan pergantian udaranya.
Penempatan bukaan harus memperhatikan kondisi lingkungan, yaitu arah matahari, arah angin, letak halaman depan atau belakang, serta tata letak ruang. Panas matahari sore yang terjadi antara pukul 12.00-16.00 cukup mengganggu. Karena itu, hindari menempatkan bukaan atau bidang transparan pada sisi barat. Gunakan penghalang untuk menghindari panas matahari sore secara langsung, yaitu dengan kisi-kisi atau secondary skin dengan beberapa variasi desain dan material.
Udara panas yang ada di dalam ruangan biasanya naik ke bagian teratas, sehingga perlu dikeluarkan agar ruangan tidak menjadi panas. Jika ruangan tidak memiliki jendela atau tidak berbatasan langsung dengan udara luar, maka udara panas perlu dikeluarkan melalui plafon. Caranya buat lubang bukaan di area plafon, di bawah atap atau genteng, agar udara panas dapat keluar.
Adanya kolam dengan air yang bergerak, akan membantu menurunkan suhu ruangan dan menciptakan kesejukan di dalam rumah.
Tafsir Surah Al-Kahfi Ayat 16-20
(Dan apabila kamu meninggalkan mereka beserta apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Rabb kalian akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepada kalian dan menyediakan sesuatu yang berguna bagi kalian dalam urusan kalian) Lafal mirfaqan dapat dibaca marfiqan artinya apa-apa yang menjadi keperluan kalian berupa makan siang dan makan malam.
(Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong) Lafal Tazaawaru dapat dibaca dengan memakai Tasydid atau Takhfif, artinya melenceng (dari gua mereka ke sebelah kanan) ke arah sebelah kanan (dan bila matahari itu terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri) yakni membiarkan mereka dan melewati mereka, hingga sinar matahari sama sekali tidak mengenai mereka (sedangkan mereka berada di tempat yang luas dalam gua itu) yakni gua yang luas, sehingga mereka selalu mendapatkan tiupan angin yang segar lagi menyejukkan. (Itu) yakni hal yang telah disebutkan (adalah sebagian tanda-tanda Allah) bukti-bukti yang menunjukkan akan kekuasaan-Nya.
(Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya).
(Dan kamu akan mengira mereka itu) seandainya kamu melihat mereka (adalah orang-orang yang bangun) yakni tidak tidur, karena mata mereka terbuka. Lafal Ayqaazhan adalah bentuk jamak dari lafal tunggal Yaqizhun(padahal mereka adalah orang-orang yang tidur) lafal Ruquudun adalah bentuk jamak daripada lafal Raqidun (dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan kiri) supaya daging mereka tidak dimakan oleh tanah (sedangkan anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya) kedua kaki depannya (di muka pintu gua) ke luar mulut gua itu, dan apabila mereka membalikkan badannya, maka anjing itu pun berbuat yang sama, ia pun sama tidur dengan mereka walaupun matanya terbuka.
(Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah hati kamu akan dipenuhi) lafal Muli'ta dapat pula dibaca Mulli'ta (dengan ketakutan terhadap mereka) lafal Ru'ban dapat pula dibaca Ru'uban; Allah memelihara mereka dengan menimpakan rasa takut kepada setiap orang yang hendak memasuki gua tempat mereka, sehingga mereka terpelihara dengan aman.
(Dan demikianlah) yang telah Kami perbuat terhadap Ashhabul Kahfi, seperti yang telah Kami sebutkan tadi(Kami bangunkan mereka) Kami bangkitkan mereka (agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri) tentang keadaan mereka dan lamanya masa menetap mereka di dalam gua itu
(Berkatalah seorang di antara mereka, "Sudah berapa lamakah kalian tinggal di sini?" Mereka menjawab, "Kita berada di sini sehari atau setengah hari)" sebab mereka memasuki gua ketika matahari mulai terbit, dan mereka bangun sewaktu matahari terbenam, maka oleh karena itu mereka menduga bahwa saat itu adalah terbenamnya matahari, kemudian (berkata sebagian yang lainnya lagi) seraya menyerahkan pengetahuan hal tersebut kepada Allah.
(Rabb kalian lebih mengetahui berapa lamanya kalian berada di sini, maka suruhlah salah seorang di antara kalian dengan membawa uang perak kalian ini).Lafal Wariqikum dapat pula dibaca Warqikum, artinya uang perak kalian ini (pergi ke kota) menurut suatu pendapat dikatakan bahwa kota tersebut yang sekarang dinamakan Tharasus.
(dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik) artinya, manakah makanan di kota yang paling halal (maka hendaklah dia membawa makanan itu untuk kalian, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan hal kalian kepada seseorang pun).
(Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempat kalian, niscaya mereka akan melempar kalian dengan batu) niscaya mereka akan membunuh kalian dengan lemparan batu (atau memaksa kalian kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kalian tidak akan beruntung) yakni jika kalian kembali kepada agama mereka(selama-lamanya)".
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H