Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Al Quran Selalu Mendorong Sikap Ilmiah

10 Oktober 2022   10:33 Diperbarui: 10 Oktober 2022   10:43 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku berlayar di Danau Toba, sebuah danau di puncak gunung purba. Dokumen pribadi.

Al-Qur'an selalu mendorong dan menggalakkan sikap ilmiah secara konsisten kepada umatnya juga kepada setiap manusia. Bila di telaah dengan seksama, kita tahu bahwa Al-Qur'an memerintahkan untuk membaca, menulis, mengamati, meneliti, mengobservasi, dan menyingkap kebenaran yang tergelar dalam ayat-ayat kauniah. 

Begitu banyak isyarat-isyarat ilmiah dalam ayat-ayat Al-Qur'an yang bisa menjadikannya sebagai hudan (petunjuk), furqan (pembeda), dan marja' (rujukan kebenaran) sepanjang jaman.

Ilmuwan dan Al-Qur'an

Seringkali kita menyaksikan muncul beragam kritik terhadap pembuat tafsir 'ilmi di masa kini. Ada pandangan seolah-olah para ilmuwan muslim mencari-cari kebenaran sains modern di dalam Al-Qur'an. 

Hal itu dianggap sebagai cara menunjukkan keunggulan Islam sebagai kompensasi apologetis terhadap rasa rendah diri mereka. Isu hangat tentang ketertinggalan umat Islam di bidang sains dan teknologi dari dunia Barat yang beratus tahun telah menjajah sebagian besar dari kita negara yang mayoritas Muslim seperti Indonesia, Malaysia, Pakistan, Arab Saudi, Mesir, Palestina, Irak, Iran, Suriah, Libya, Yordania, Sudan, Turki, dan sebagainya.

Sebenarnya, sains modern itu justru berakar pada keilmuan dan filsafat Islam yang lebih menyeluruh yang terintegrasi dengan ilmu-ilmu keagamaan. Namun sayangnya mereka melepaskan keterkaitan itu. Sebagai akibat terlepasnya sains dari landasan spiritual agama, teknologi sebagai penerapan sains menjadi liar, berdampak pada lingkungan hidup, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kejiwaan.

Dalam buku Tafsir Salman dijelaskan bahwa kita tidak boleh menjelaskan fenomena-fenomena alam metafisik dalam Al-Qur'an seperti alam akhirat dengan teori-teori sains modern yang bersifat objektif empiris menyangkus aspek fisik jagat raya.  

Sains bergerak maju menuju keseluruhan pengetahuan. Oleh karena itu kesesuaian antara Al-Qur'an dan sains tak akan berubah dengan perkembangan sains. Tafsir sains terbatas untuk menjelaskan deskripsi-deskripsi Al-Qur'an tentang alam fisik atau alam dunia menurut peristilahan Al-Qur'an. 

Buku Tafsir Salman: Tafsir Ilmiah atas Juz'amma. Dokumen pribadi.
Buku Tafsir Salman: Tafsir Ilmiah atas Juz'amma. Dokumen pribadi.

Berjalanlah di Muka Bumi untuk Meningkatkan Ketakwaan

Penerapan dalam kehidupan sehari-hari bagaimana? Aku senang sekali bila diberikan kesempatan untuk menjelajah alam, terlebih alam Indonesia yang luar biasa.  Hikmah menjejak langkah di laut, pantai, gunung, lembah, danau, air terjun, sungai, pedesaan, dan perkotaan. 

Dari ujung barat hingga ujung timur, juga itu adalah tanda syukur atas karunia Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Terpuji. Selain itu berjalan atau menjelajah adalah caraku belajar untuk semakin mencintai Illahi Rabbi Allah Tuhan Semesta Alam.

Ayat-ayat kauniah menjadi tanda-tanda akan ke-Maha Besar-an Allah yang telah menciptakan bumi beserta isinya dan alam semesta yang luasnya tiada terkira. 

Langit biru nan cerah berhias awan putih tampak indah dari halaman depan rumahku. Dokumen pribadi.
Langit biru nan cerah berhias awan putih tampak indah dari halaman depan rumahku. Dokumen pribadi.

Fenomena alam yang tertulis dengan jelas di dalam Al-Qur'an: "Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan kepada Allah-lah kembali (semua mahkluk). Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan. Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. An-Nur 24 : 41-45).

Aku juga suka menjelajah gunung dan kawasan di sekitarnya seperti Gunung Bromo, Gunung Gede Pangrango, Gunung Lawu, Gunung Ciremai. Beberapa danau juga sudah aku kunjungi seperti, Danau Toba, Danau Singkarak, Danau Atas-Bawah, Danau Sentani. Ternyata di dalam Al-Qur'an surah An-Naba tertulis aya-ayat yang menjelaskan tentang pergerakan litosfer. Pengalaman menjelajah Gunung Bromo silakan di baca.

Menjejak kaki di Gunung Bromo dan lautan pasir yang eksotik. Dokumen pribadi.
Menjejak kaki di Gunung Bromo dan lautan pasir yang eksotik. Dokumen pribadi.

Gerakan litosfer itu bukan pergerakan horizontal yang kaku, melainkan pergerakan yang berayun-ayun atau mahd. Gerakan berayun-ayun ini membentuk struktur antiklinal dan sinklinal yang di permukaan bumi tampak sebagai gunung dan lembah. Kejadian gunung dan lembah itu sangat perlahan berdasarkan 'juklak' (petunjuk pelaksanaan) Allah Yang Maha Besar lagi Maha Kuasa agar manusia tidak merasakannya.

Hal tersebut membuat banyak orang bahkan tidak percaya bahwa gunung dan pulau sesungguhnya bergerak sebagaimana awan. Di dalam surah An-Naml 27 : 88 disebutkan : "Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap ditempatnya, padahal ia berjalan seperti jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kukuh tiap-tiap sesuatu. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Aku berlayar di Danau Toba, sebuah danau di puncak gunung purba. Dokumen pribadi.
Aku berlayar di Danau Toba, sebuah danau di puncak gunung purba. Dokumen pribadi.

Mari kita menadabburi keberadaan gunung, di mana Allah berfirman: "Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka." Surat Al-Kahfi ayat 47.

Hikmah lain kita menadabburi kekokohan gunung yang semua itu pada akhirnya nanti akan lenyap, hancur, dan berhambur menjadi debu beterbangan. Namun, di lain sisi, kita dapat mengambil manfaat dari gunung-gunung tersebut sebagai pasak bumi, sehingga bumi tidak berguncang. Allah berfirman dalam Al-Qur'an : "Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?" Surat al-Ghasyiyah ayat 19.

Dalam Tafsir Al-Mukhtashar, kita diajarkan agar dapat melihat gunung-gunung bagaimana Allah menegakkannya dan dengannya bumi menjadi stabil, tidak membuat manusia terguncang di atas bumi ini. Lihat juga ayat lain: "dan gunung-gunung sebagai pasak" (QS an-Naba':7).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun