Al-Qur'an selalu mendorong dan menggalakkan sikap ilmiah secara konsisten kepada umatnya juga kepada setiap manusia. Bila di telaah dengan seksama, kita tahu bahwa Al-Qur'an memerintahkan untuk membaca, menulis, mengamati, meneliti, mengobservasi, dan menyingkap kebenaran yang tergelar dalam ayat-ayat kauniah.Â
Begitu banyak isyarat-isyarat ilmiah dalam ayat-ayat Al-Qur'an yang bisa menjadikannya sebagai hudan (petunjuk), furqan (pembeda), dan marja' (rujukan kebenaran) sepanjang jaman.
Ilmuwan dan Al-Qur'an
Seringkali kita menyaksikan muncul beragam kritik terhadap pembuat tafsir 'ilmi di masa kini. Ada pandangan seolah-olah para ilmuwan muslim mencari-cari kebenaran sains modern di dalam Al-Qur'an.Â
Hal itu dianggap sebagai cara menunjukkan keunggulan Islam sebagai kompensasi apologetis terhadap rasa rendah diri mereka. Isu hangat tentang ketertinggalan umat Islam di bidang sains dan teknologi dari dunia Barat yang beratus tahun telah menjajah sebagian besar dari kita negara yang mayoritas Muslim seperti Indonesia, Malaysia, Pakistan, Arab Saudi, Mesir, Palestina, Irak, Iran, Suriah, Libya, Yordania, Sudan, Turki, dan sebagainya.
Sebenarnya, sains modern itu justru berakar pada keilmuan dan filsafat Islam yang lebih menyeluruh yang terintegrasi dengan ilmu-ilmu keagamaan. Namun sayangnya mereka melepaskan keterkaitan itu. Sebagai akibat terlepasnya sains dari landasan spiritual agama, teknologi sebagai penerapan sains menjadi liar, berdampak pada lingkungan hidup, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kejiwaan.
Dalam buku Tafsir Salman dijelaskan bahwa kita tidak boleh menjelaskan fenomena-fenomena alam metafisik dalam Al-Qur'an seperti alam akhirat dengan teori-teori sains modern yang bersifat objektif empiris menyangkus aspek fisik jagat raya. Â
Sains bergerak maju menuju keseluruhan pengetahuan. Oleh karena itu kesesuaian antara Al-Qur'an dan sains tak akan berubah dengan perkembangan sains. Tafsir sains terbatas untuk menjelaskan deskripsi-deskripsi Al-Qur'an tentang alam fisik atau alam dunia menurut peristilahan Al-Qur'an.Â
Berjalanlah di Muka Bumi untuk Meningkatkan Ketakwaan
Penerapan dalam kehidupan sehari-hari bagaimana? Aku senang sekali bila diberikan kesempatan untuk menjelajah alam, terlebih alam Indonesia yang luar biasa. Â Hikmah menjejak langkah di laut, pantai, gunung, lembah, danau, air terjun, sungai, pedesaan, dan perkotaan.Â
Dari ujung barat hingga ujung timur, juga itu adalah tanda syukur atas karunia Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Terpuji. Selain itu berjalan atau menjelajah adalah caraku belajar untuk semakin mencintai Illahi Rabbi Allah Tuhan Semesta Alam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!