Belanja di pasar tradisional melatih Teteh untuk mengetahui harga bahan makanan, berat timbangan, dan jumlah yang harus dibayarkan kepada penjual. Ketika Teteh membuat kue juga harus menerapkan literasi numerasi seperti menimbang bahan, mengukur suhu alat pemanggang, menghitung jumlah potongan kue.
Saat bepergian dengan menggunakan transportasi publik seperti Transjakarta, MRT, atau angkutan kota, Teteh bisa menghitung berapa biaya yang harus dibayarkan dengan melihat tabel tarif di stasiun. Mengajak Teteh bepergian dengan kereta jarak jauh, pesawat, atau kendaraan pribadi melatihnya bisa membaca peta, rute perjalanan, jarak, waktu tempuh, membaca jam, dan paham dengan itinerary atau jadwal perjalanan.Â
Oya ... Soal membaca peta ini penting loh! Peta menunjukkan skala, jarak, ketinggian, dan arah mata angin. Sebagai seorang yang hobi menyetir sendiri dan sering harus mendatangi tempat baru, membaca peta itu harus dikuasai dengan baik. Teteh sekarang sudah bisa menjadi co-driver yang handal membaca google map.
Teteh memiliki hobi beberapa olahraga seperti renang, bersepeda, skateboard, inline skate, berkuda, dan tracking. Nah ... Bagaimana pembelajaran literasi numerasi yang asyik melalui olahraga. Waktu masih TK, aku sering minta Teteh untuk menghitung jumlah kuda yang sedang 'parkir' lalu memilih kuda mana yang akan ditunggangi. Sambil menunggang kuda biasanya ada percakapan dengan pemandunya seperti siapa nama kudanya? Berapa umur kuda? Makannya apa saja dan berapa banyak? Pemandunya sudah berapa lama bertugas? Nah ... Itu semua adalah literasi numerasi.
Saat Teteh renang, tentu aku bisa memintanya untuk menghitung panjang kolam. Saat Teteh berenang tiga kali bolak balik, maka berapa panjang lintasan yang telah ditempuh dapat dihitung? Begitu juga belajar tentang kecepatan renang bisa diaplikasikan untuk kecepatan mobil, kereta, atau lainnya. Volume air dalam kolam renang juga bisa dihitung ketika Teteh tahu panjang, lebar, dan tingginya.
Begitu juga saat gowes bersama Teteh. Ada pembelajaran yang mengasyikkan seperti berapa lingkaran ban sepeda? Berapa panjang rute perjalanan? Mengapa saat menanjak sepeda bergerak lebih lambat dan saat jalan menurun tanpa dikayuh bisa meluncur sendiri?