Langit biru, hijaunya pepohonan, dan bukit-bukit pasir menjadikan lokasi ini diburu para wisatawan untuk berfoto. Lokasi seluas 6.000 hektar ini dulunya adalah bekas penambangan pasir yang diekspor ke Singapura.Â
Pada tahun 1980-an dihentikan operasinya oleh Presiden Soeharto dan terbengkalai puluhan tahun. Lubang-lubang besar akibat penggalian itu terisi air hujan dan bereaksi dengan zat kimia berupa bauksit dan lainnya sehingga  airnya menjadi berwarna hijau kebiruan.
Lumayan capek juga nih berjalan sejauh itu hingga keringat bercucuran. Oya ... Jangan lupa gunakan pakaian yang nyaman, memakai sepatu, membawa topi, dan kacamata hitam saat berkunjung ke sini.Â
Cuacanya semakin siang semakin terik. Tapi jangan khawatir, jika haus dan lapar ada tersedia buah kelapa muda yang segar dan makanan ringan sambil istirahat sebentar. Angin semilir yang berhembus sejuk pastinya akan menambah nyaman suasana.
Menurut pendapatku ... Eksotisme lokasi ini melebihi gurun pasir yang sesungguhnya, karena di sana tak ada telaga indah yang menjadi latarnya.Â
Sungguh pemandangan yang menawan dan membuatku ingin berlama-lama menikmatinya.
 Namun ... Ada rasa miris juga ya, ternyata bekas penambangan itu pasti menimbulkan kerusakan alam.Â