Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Inilah Empat Jalan Bagi Mahasiswa agar Sukses Sekaligus Bahagia

9 Agustus 2022   11:03 Diperbarui: 18 Agustus 2022   15:32 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku bersama seorang sahabat semasa kuliah di Aula Barat ITB. Dokumen pribadi.

Tahun ajaran baru sudah dimulai bagi para mahasiswa di perguruan tinggi. Baik mahasiswa baru maupun mahasiswa di semester lanjut bertanya-tanya: "adakah cara untuk sukses, namun tetap puas dan bahagia dalam waktu bersamaan?" Seringkali aku juga mendapatkan pertanyaan bagaimana bisa sukses belajar sekaligus tetap bahagia menjalani prosesnya? Adakah cara menggapai sukses sekaligus bahagia?

He3 ... Aku tentu saja sangat tertarik dengan pertanyaan tersebut. Dan balik bertanya: "Apakah selama ini para mahasiswa kurang bahagia menjalani kehidupanya? Atau merasa tidak sukses saat menempuh proses belajar di kampus masing-masing?" 

Kebetulan aku memiliki dua orang anak yang sedang menempuh kuliah pascasarjana dan tingkat akhir di Institut Teknologi Bandung (ITB). Aku juga dosen di Universitas Catur Insan Cendikia (UCIC) Cirebon yang mengampu beberapa matakuliah dan membimbing tugas akhir. Aku coba jabarkan tentang empat jalan yang dapat ditempuh mahasiswa agar kesuksesan seiring berdampingan dengan kebahagiaan.

Kaka di kampus ITB. Dokumen pribadi.
Kaka di kampus ITB. Dokumen pribadi.

Jalan Pertama

Pahamilah bahwa kadangkala kita sendiri yang membuat rasa tidak bahagia itu. Penting bagi kita mempelajari, memahami, dan mengelola serta memimpin dinamika batin diri sendiri untuk mencapai puncak kinerja. Dalam hal ini adalah kinerja sebagai mahasiswa. Baik kinerja akademis maupun non akademis, seperti organisasi intra kampus atau kegiatan ekstrakurikuler. 

Sebagai contoh di ITB ada organisasi mahasiswa di setiap jurusan, seperti IMA-Gunadharma di jurusan Arsitektur dan HMP 'Pangripta Loka' di jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK). Ada banyak juga Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang dapat diikuti sesuai minat dan bakat. Di antaranya: Lingkung Seni Sunda (LSS), Liga Film Mahasiswa (LFM), Pramuka, Unit Selam Nautika, Loedrok, dan cabang olahraga seperti sepakbola, basket, voli, dsb.

Jangan sampai hilang apa yang disebut inner dynamics dalam diri kita. Kinerja yang berkelanjutan dan mengalami kepuasan batin itu menjadi penting. Pastinya kita pernah mengalami sampai di puncak tetapi pada saat yang bersamaan memendam rasa takut kalah atau kehilangan (fear or loosing).

Berdasarkan penelitian, ketakutan dapat meningkatkan kinerja seseorang. Caranya dengan membangkitkan adrenalin. Sayangnya hal tersebut bersifat sementara. Jadi, kunci utama yang tepat adalah kita ubah motivasi dari takut kehilangan menjadi senang mengerjakan (joy of doing).

Mas bersama teman-teman SMAN 14 Jakarta yang lolos SNMPTN dan SBMPTN ITB. Dokumen pribadi.
Mas bersama teman-teman SMAN 14 Jakarta yang lolos SNMPTN dan SBMPTN ITB. Dokumen pribadi.

Jalan Kedua

Kenyataannya kita begitu juga mahasiswa kebanyakan bersikap reaktif. Mengapa demikian? 

Ada persepsi diri atau identitas ego yang secara sempit mendefinikan bahwa diri ini adalah tubuh, pikiran, dan emosi. Sejatinya memahami dengan benar bahwa diri ini diciptakan untuk menjadi khalfah/pemimpin (leader) adalah penting dan utama. Kita harus memiliki sikap kepemimpinan (leadership).

Esensi leadership adalah mengenal (recognizing), menemukan (discovering), dan mengidentifikasi diri yang sesungguhnya.

Pentingnya berorganisasi telah aku tuliskan dalam artikel berikut, silakan simak di sini. 

Mas sembari kuliah aktif berorganisasi. Dokumen pribadi.
Mas sembari kuliah aktif berorganisasi. Dokumen pribadi.

Lalu ... Bagaimana mengatasi sikap reaktif? Yuk! Kita terapkan latihan sederhana berikut ini. Lakukanlah outer journey agar dapat mengalami rasa menjauh dari identitas ego. Posisikan kesadaran dan pengalaman lebih ke dalam batin atau inner space, inner self, centered self yang merupakan identitas diri proaktif dan kreatif.

Bagi seorang muslim dapat dilakukan dengan berdzikir, shalat, tafakur, dan puasa. Kegiatan ini tidak hanya merelaksasi atau bahasa kekiniannya healing, tetapi menimbulkan juga perasaan positif dan bahagia. Berdasarkan hal ini tentu saja sukses dan bahagia menjadi berjalan seiring. 

Shalat dhuha sebagaimana yang diajarkan Rasulullah bisa menjadi jalan merawat sikap positif, sehat lahir dan batin. Simak selengkapnya di sini.

Jalan Ketiga

Apabila kebahagiaan tercapai, maka kita akan mampu lebih fokus pada pengembangan dimensi fungsioner diri. Kita senantiasa menjaga tubuh lebih sehat dan energik. Pikiran kita lebih terbuka dan kreatif, serta mampu mencegah berbagai emosi negatif. Sssttt ... Hindari menjadi kaum rebahan atau mager ya.

Kaka menghasilkan karya inovasi Mag Fire kompor surya. Dokumen pribadi.
Kaka menghasilkan karya inovasi Mag Fire kompor surya. Dokumen pribadi.

Sebagai contoh, Kaka semasa kuliah di Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (Unpad) mengembangkan bisnis peternakan ayam kampung. Sekarang sembari kuliah S2 Entrepreneurship di SBM ITB Kaka sedang mengembangkan karya inovasi Mag Fire kompor surya. Artikel lengkapnya ada di sini.

Jalan Keempat

Yuk! Mulailah dari diri sendiri. Simak kutipan keren ini deh! Semoga bisa menginspirasi. Bahagia belajar tentu lebih penting dari merdeka belajar bukan? Pengalamanku menemani Kaka dan Mas agar bahagia belajar telah dituliskan dalam artikel lengkapnya di sini. 

"When I was a young man, I wanted to change the world. I found it was difficult to change the world, so tired to change my nation"'

"When I found I couldn't change the nation, I began to focus on my town, I couldn't change the town and as an older man. I tried to change my family". 

"Now, as an old man. I realize the only thing I can change myself, and suddenly I realize that if long ago I had changed myself. I could have made an impact on my family. My family and I could have made an impact on our town. Their impact could have changed the nation and I could indeed have changed the world". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun