Situs sejarah dan bangunan heritage yang terdapat di Kota Cirebon dapat dikaji dengan lebih mendalam dan bekerja sama dengan Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB Â yang memiliki prodi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK).
Kota kreatif jangan sampai hanya menjadi jargon tanpa karya inovasi dan kreativitas yang sesungguhnya. Salah satu kritik terhadap sumber informasi wisata yang masih belum lengkap juga transportasi publik yang masih minim membuat wisatawan kesulitan menjelajahi berbagai tempat wisata di Cirebon.Â
Di dalam kota saja angkutan kota sangat jarang, seandainya ada kendaraan khusus yang disediakan pemerintah daerah untuk menjelajah kota tua dan pusat kota.
Ketika ingin mengetahui sejarah dari berbagai bangunan yang ada masih jarang juga sumber literatur yang dapat diakses dengan mudah. Beberapa bisa didapat dari Jurnal Ilmiah para peneliti di perguruan tinggi, tapi bukan berada di situs milik Pemerintah Kota Cirebon.
Potensi Budaya dan Sejarah Kota Cirebon
Kekayaan budaya yang melimpah seperti kesenian (tarian, tembang, musik), seni rupa/kriya kerajinan tangan (batik, lukisan kaca, keramik), makanan/kuliner (nasi jamblang, empal gentong, tahu gejrot, dsb), bangunan-bangunan hetitage (peninggalan kolonial), juga situs-situs peninggalan Keraton Islam (Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Gua Sunyaragi, beserta benda-benda bersejarah).
Terlebih posisi geografis Cirebon yang sangat strategis sebagai pintu gerbang timur Jawa Barat dengan pelabuhan dan bandara Internasional yang sudah rampung. Belum lagi tol trans jawa yang melintasinya menjadikan Cirebon memiliki potensi yang terus harus dikembangkan dengan optimal.Â
Gunung Ciremai dan potensi alam lingkungan yang berada di wilayah Cirebon menjadi daya tarik tersendiri yang tak dimiliki oleh daerah lain. Ada laut, gunung, dan jejak budaya. Kita bisa menikmati sunrise di pantai Kejawanan. Sungguh luar biasa.Â