Aku menunaikan ibadah haji pada tahun 2006. Berangkat bulan November 2006 dan kembali ke Indonesia bulan Januari 2007. Setahun di tanah suci ... Masyaallah. Kloterku 77 dan mendapat penginapan di daerah Ma'la dekat pemakaman Bunda Khadijah istri tersayang Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam. Jaraknya sekitar 2 kilometer dari Masjidil Haram, maktab 12 nomor penginapan 135. Posisinya ada di bagian sebelah Timur dari Masjidil Haram.
Khadijah sangat suka burung merpati. Nah ... Di persimpangan jalan dekat pemakaman banyak berkeliaran burung merpati jinak. Bahkan merpati dipilih Allah Yang Mahamulia lagi Mahabaik untuk menjadi pelindung bagi Rasulullah dan sahabatnya Abu Bakar saat hijrah. Gua Tsur tempat mereka bersembunyi dari kejaran kafir Quraisy ditutup dengan sarang oleh merpati. Masyaallah ...
Nabi Muhammad adalah penduduk Ma'la hingga ada perintah hijrah ke Kota Madinah. Ketika Fath Makkah (pembebasan Makkah), Beliau dan para sahabat masuk ke Kota Makkah dari arah Ma'la / Hujun. Di sini ada Masjid Jin yang selalu aku lewati saat menuju ke Masjidil Haram dan sering juga digunakan oleh kloter 76 dan 77 untuk transit mendengarkan tausiah dari KH. Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa Gym dan istrinya Teh Ninih.Â
Alhamdulillah ... Jarak 2 kilometer tidak menghalangi hati dan langkah kaki untuk selalu bergegas menuju Masjidil Haram dan Ka'bah. Aku lebih senang menyebutkan Ka'bah dengan Baitullah. Â Sebagaimana yang tertulis di dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 127; 'Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Isma'il, (seraya berdo'a) "Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.'
Masjid yang dihormati dan dimuliakan di dalamnya ada Baitullah yang menjadi pusat dan titik arah kiblat umat Islam di seluruh dunia ketika melaksanakan ibadah salat. Bukan hanya ganjaran 100.000 kali pahala jika salat di sini dibanding masjid lain, tetapi aura, suasana, dan rasa sangat dekat kepada Yang Maha Pencipta Illahi Rabbi itulah yang terus menerus ingin aku dapatkan ketika berda di Masjidil Haram.Â
Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam menyatakan; "Jangalah memberatkan untuk mengadakan perjalanan kecuali ketiga masjid, yaitu (1) Masjidil Haram, (2) Masjidku (Masjid Nabawi), (3) Masjidilaqsha." (HR. ad-Damiri, an-Nasa'i, dan Ahmad).
Kondisi Masjidil Haram dan Baitullah saat masa Rasulullah tentulah tidaklah seluas dan semegah sekarang. Masjid ini terus diperluas sejak masa kekhalifahan Umar bin Khatab, Usman bin Affan, kemudian diperindah lagi pada masa pemerintahan Bani Umayyah yang dilanjutkan oleh Bani Abbasiyah. Tak ketinggal dinasti Otoman juga melakukan beberapa kali perbaikan. Bangunan Masjidil Haram terdiri dari dinding dan deretan tiang-tiang dengan lengkungan-lengkungan artistik mengelilingi Baitullah. Kubah-kubah kecil berjumlah 152 buah. Masing-masing tiangnya berjumlah 589 buang dengan ketinggian 20 kaki dan diameter 1,5 kaki. Tiang-tiang kokoh tersebut terbuat dari marmer putih, batu granit biasa, dkombinasikan dengan batu granit berwarna. Batu-batu alam itu diambil dari pegunungan di sekitar Kota Makkah.