Jadi ... Tak salah kan bila pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran diadakan di Indonesia dengan memilih salah satu destinasinya adalah Danau Toba. Sandiaga Uno sebagai Menparekraf mendorong akselesari penyiapan atau Integrated Tourism Masterplan (ITMP) di kawasan Danau Toba.
"Harapannya kita dapat mengakselerasi eksekusi dari ITMP ini dalam upaya menyiapkan Danau Toba sebagai destinasi super prioritas yang tidak hanya memiliki infrastruktur kelas dunia, tapi juga memiliki SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas," kata Sandi (10/6/2021.
Jejak Kenanganku Di Danau Toba
Sejenak mataku terpejam ... Angan melayang terbang dengan nyaman dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, lalu mendarat dengan mulus di Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara. Alhamdulillah ... Senangnya hatiku membayangkan akan menyusuri kembali beragam spot nan menawan hati bersama 10 orang Kompasianer pemenang travelling ke Danau Toba yang menakjubkan selama 5 hari. Wuuuiiiihhh ... Pasti seru!
Semoga aku bisa menjejakkan kaki di lokasi yang belum sempat disambangi kala travelling pada tahun 1994 dan tahun 2018. Oya ... Menurutku jika ingin menikmati Danau Toba agar terasa sensasi asyiknya itu memang harus menginap dan berlayar di atas danau. Aku pernah menginap Hotel Silintong Pulau Samosir. Perahu motor bernama Tuk Tuk Samosir mengantarku menuju pulau.Â
Ah ... Suasananya sangat menggetarkan. I fell about the heartbeat of Toba. Kabut tipis menyelimuti sebagian kawasan danau menjelang sore yang dingin. Riak air danau kehijauan memantulkan sinar mentari yang sebentar lagi beranjak keperaduan.Tanpa suara ... Sesekali saja terdengar debur ombak dan gemerisik daun. Sunyi ... Sepi ...Â
Sungguh Allah Mahaagung lagi Mahaperkasa, karya cipta-Mu tiada tanding.
Esok paginya, selepas sarapan, aku berkeliling hotel dan mendapatkan kejutan. Di pelataran hotel aku menemukan hiasan patung-patung meniru hiasan pemakaman tua di sekitar danau. Yah ... Sebenarnya aku agak merinding, namun tetap harus menghargainya sebagai karya seni bercita rasa unik, asli budaya bangsa Indonesia.
Pengalaman lain yang lekat diingatan adalah saat aku harus berlayar dengan kapal feri dari dermaga Balige menuju Hotel Tiara Bunga. Perjalanan memakan waktu sekitar 20 menit, menuju sebuah tanjung di balik tebing dan bukit pinus. Air danau berkecipak beriak-riak, dihiasi nuansa gelap membiru, ditemani angin membelai lembut. Sambil terus berdzikir mengagumi sajian keindahan panorama sepanjang perjalanan. Bukit hijau lekuk-lekuknya terpahat tampak gagah dikejauhan, udara segar, langit biru cerah, sesekali burung terbang mendekat. Semoga selamat sampai tujuan begitu doaku terpanjat.
Sesampainya di dermaga hotel,terlihat bangunan dengan gaya arsitektur yang menyatu dengan alam. Tak sabar aku ingin segera menyusuri jalan setapak di tepi danau yang dibuat oleh pengelola. Rasanya seperti berjalan di atas air he3 ... Ya memang hotel ini didesain persis di sisi perairan danau. Kamar-kamar dibangun menempel ke dinding tebing dan seluruhnya mendapat view ke arah danau. Debur ombak terdengar merdu. Bau harum air dengan cita rasa khas menemani langkahku dari ujung dermaga hingga ujung tanjung. Sungguh tempat yang menenangkan dan cocok untuk melepas penat dari hiruk pikuk perkotaan.
Masyaallah ... Indonesia dikaruniai alam yang begini memikat. Patutlah kita bersyukur dengan menjaga kelestariannya. Senja yang dirindu malam datang menyapa, aku pun sampaikan salam sampai jumpa esok hari. Perlahan bulan purnama hadir menemani istirahatku. Hingga dini hari yang masih gulita aku terjaga. Badan sudah segar kembali.Â
Selepas shalat subuh, pintu balkon aku buka, terhampar suguhan penuh pesona. Di ufuk timur tampak mentari perlahan menerangi pagi. Sinar kuning berpadu warna keperakan awan di langit mengajakku bergegas kembali menikmati suasana Danau Toba. Camera action!