Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Gowes Keliling Kota Tua Kota Cirebon yang Menawan

30 Agustus 2021   10:42 Diperbarui: 30 Agustus 2021   11:06 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keraton Kasepuhan masih tutup jadi berpose di depan gerbangnya saja. (dokpri)

Semangat menjemput sehat. Akhir pekan yang hangat. Matahari bersinar cerah beriringan dengan semilir angin sejuk membuatku bersemangat. Gowes kali ini di Kota Cirebon, sekaligus bersilaturahim kepada kerabat.

Kota Cirebon berulang tahun yang ke-652,  pada tanggal 1 Muharram 1443 Hijriah bertepatan dengan  hari Selasa, 10 Agustus 2021. Pemerintah Kota Cirebon memastikan anggaran daerah difokuskan untuk penanganan wabah dan menjadikan momentum ini untuk bangkit dari pandemi Covid-19. Aktivitas olahraga dan berjemur sinar matahari adalah salah satu upayaku untuk meningkatkan imun dan menjaga kebugaran tubuh.

Sejak tanggal 3 Agustus aku meninggalkan Kota Jakarta untuk menjalankan dinas di kampus Universitas Catur Insan Cendikia terkait sidang tugas akhir mahasiswa dan ujian akhir semester. Alhamdulillah ... Sambil bekerja secara daring, bisa tetap berolahraga gowes pada pagi hari. Aku sengaja membawa sepeda lipat dari Jakarta karena bagasi mobil masih kosong he3 ...

Berbeda dengan Kota Jakarta yang sangat padat dengan kendaraan, di Kota Cirebon suasana jalan utama tergolong sepi sedikit saja kendaraan yang berlalu lalang. Hal tersebut disebabkan pada awal bulan Agustus memang masih PPKM level 4. Sedangkan pada akhir bulan ini sudah masuk ke level 3.

Gedung Negara di ujung jalan Siliwangi Kota Cirebon. (Dokpri)
Gedung Negara di ujung jalan Siliwangi Kota Cirebon. (Dokpri)

Stasiun Cirebon yang dibangun pada tahun 1901 masih berdiri kokoh. (Dokpri)
Stasiun Cirebon yang dibangun pada tahun 1901 masih berdiri kokoh. (Dokpri)

Aku memulai gowes dari arah Jalan Pilang menuju Jalan Wahidin dan berbelok ke Jalan Siliwangi. Nah ... Sepanjang jalan Siliwangi ada bangunan kolonial yang telah berusia ratusan tahun. Seperti Gedung Negara diketahui dibangun pada 1865 ketika Cirebon merupakan wilayah karesidenan dengan pemimpinnya kala itu Albert Wilhelm Kinder De Camurecq.

Di jalan Siliwangi ada Stasiun Kereta Kejaksan yang dibangun pada tahun 1911 dan masih berfungsi hingga saat ini. Gedungnya masih berdiri kokoh dan terawat dengan baik. Selanjutnya aku melewati gedung Balaikota yang dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda pada 1924. Sejak awal, gedung ini berfungsi sebagai lembaga pemerintahan bersamaan dengan penetapan Cirebon sebagai kotapraja (gemeente) pada 1906 dan meningkat statusnya menjadi stadsgemeente pada 1926.

Gedung Balaikota yang menjadi kantor bagi Walikota dan Wakil Walikota Cirebon. (Dokpri)
Gedung Balaikota yang menjadi kantor bagi Walikota dan Wakil Walikota Cirebon. (Dokpri)

Pusat Kota Cirebon memiliki alun-alun yang telah direvitalisasi dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil pada tahun bulan April 2021. Suasana alun-alun yang berdekatan dengan Masjid At-Taqwa sangat nyaman untuk berolahraga. Bahan material utama yang digunakan dalam desain baru adalah batu bata merah yang dicetak khusus. Gerbang mengadopsi bentuk gerbang di Keraton Kasepuhan. 

Masjid At-Taqwa Kota Cirebon. (dokpri)
Masjid At-Taqwa Kota Cirebon. (dokpri)

Suasana Alun-alun Kejaksan dengan batu bata sebagai bahan meterial utama. (Dokpri)
Suasana Alun-alun Kejaksan dengan batu bata sebagai bahan meterial utama. (Dokpri)

Diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat pada bulan April 2021. (dokpri)
Diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat pada bulan April 2021. (dokpri)

Gowes santai dilanjutkan menuju Gedung  BAT. Para pelancong yang pernah mampir ke Kota Cirebon pastilah tahu salah satu bangunan kuno paling dikenal di Kota Cirebon ini. Berlokasi di Kelurahan/Kecamatan Lemahwungkuk, gedung ini semula adalah perusahaan rokok SS Michael. Gedung BAT dibangun pada 1924 yang dirancang Biro Arsitek F.D. Cuypers & Hulswit dengan gaya art deco. Seumur dengan gedung Balaikota, tampak gedung BAT juga masih terawat dengan baik. Cat berwarna putih bersih menjadi latar yang keren untuk berfoto di sini.

Gedung BAT berumur hampir 100 tahun menjadi latar yang indah untuk berfoto. (dokpri)
Gedung BAT berumur hampir 100 tahun menjadi latar yang indah untuk berfoto. (dokpri)

Matahari semakin tinggi. Rasa hangatnya membuat kayuhan sepedaku semakin laju. Berbelok sedikit di dekat pintu gerbang Pelabuhan Tanjung Mas Cirebon berdiri bangunan bergaya art deco yang berdiri tahun 1919, sekarang menjadi Gedung Bank Indonesia. 

Bangunan yang dilindungi sebagai benda cagar budaya. (Dokpri)
Bangunan yang dilindungi sebagai benda cagar budaya. (Dokpri)

Gedung Bank Indonesia bergaya art deco. (dokpri)
Gedung Bank Indonesia bergaya art deco. (dokpri)
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, gedung ini digunakan sebagai kantor Agentschap De Cheribon yang dibuka pada 31 Juli 1866 sebagai kantor cabang kelima De Javasche Bank yang kemudian dinasionalisasikan dengan nama Bank Indonesia.

Tak melewatkan kesempatan mumpung masih semangat, aku masuk ke area pelabuhan. Pelabuhan Cirebon dibangun tahun 1865, pada masa pemerintahan kolonial Belanda dan pada tahun 1890 diperluas dengan pembangunan kolam pelabuhan dan pergudangan. Tahun 1927, Pelabuhan Cirebon masih berada di dalam struktur organisasi Pelabuhan Semarang, kemudian sejak tahun 1957 berada di bawah Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Beberapa gedung di pelabuhan dibangun sejak masih masa penjajahan Belanda. (Dokpri)
Beberapa gedung di pelabuhan dibangun sejak masih masa penjajahan Belanda. (Dokpri)

Sebelum kembali ke rumah, aku mencoba lewat di depan Keraton Kasepuhan. Ada berita terkini keraton sedang kisruh akibat pemilihan atau penunjukkan posisi Sultan. Semoga segera menemukan jalan terbaiknya ya ...

Keraton Kasepuhan masih tutup jadi berpose di depan gerbangnya saja. (dokpri)
Keraton Kasepuhan masih tutup jadi berpose di depan gerbangnya saja. (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun