Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Rest Area Heritage KM 260B Banjaratma yang Ikonik

24 Agustus 2021   19:24 Diperbarui: 25 Agustus 2021   17:23 2339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terdapat kios-kios untuk UMKM baik berupa kerajinan khas Indonesia maupun kuliner. (Dokumentasi pribadi)

Bagian dalam bangunan masih menyisakan bentuk pabrik di masa lampau. (Dokumentasi pribadi)
Bagian dalam bangunan masih menyisakan bentuk pabrik di masa lampau. (Dokumentasi pribadi)

Bila pengunjung memasuki ruangan akan terasa sejuk dengan angin semilir yang berasal dari ventilasi alami dan bentuk atap yang tinggi. Ada beberapa bagian yang masih asli seperti dinding bata merah dan mesin untuk mengolah tebu.

Mesin tua yang masih dipertahankan. (Dokumentasi pribadi)
Mesin tua yang masih dipertahankan. (Dokumentasi pribadi)

Terdapat kios-kios untuk UMKM baik berupa kerajinan khas Indonesia maupun kuliner. (Dokumentasi pribadi)
Terdapat kios-kios untuk UMKM baik berupa kerajinan khas Indonesia maupun kuliner. (Dokumentasi pribadi)

Digadang-gadang sebagai rest area terindah di Indonesia, rest Area KM 260B Banjaratma juga memiliki masjid yang unik. Ketika aku melihat ada bangunan berbentuk tak biasa dengan material utama bata merah, namun bukan bangunan tua, sempat menebak-nebak apa gerangan? 

Ada petunjuk bertuliskan "masjid" mengarah pada bangunan tersebut. Tapi di mana masjidnya? Oh... Barulah aku tahu ketika sudah masuk dan menelusuri selasar yang dibatasi kolam ikan dengan dinding luar ada masjid beratap datar, berlantai keramik putih, dan tanpa dinding.

Bangunan ikonik tampak hanya dinding bata merah, ternyata di dalamnya ada masjid. (Dokumentasi pribadi)
Bangunan ikonik tampak hanya dinding bata merah, ternyata di dalamnya ada masjid. (Dokumentasi pribadi)
Desain mengadaptasi masjid di Istanbul atau Mesir Timur Tengah yang dipadukan dengan masjid nusantara. Ada Masjid Merah Panjunan di Cirebon peninggalan Sunan Gunung Jadi dan Masjid Menara Kudus di Kudus peninggalan Sunan Kudus yang juga menggunakan material utama bata merah.

Selasar menuju bagian dalam masjid. (Dokumentasi pribadi)
Selasar menuju bagian dalam masjid. (Dokumentasi pribadi)

Perpaduan air, tanah, dan udara tampaknya berhasil diterapkan pada bangunan ini. Ada kolam ikan dengan hiasan guci-guci keramik dan susunan bata merah yang berlubang-lubang agar udara mengalir bebas. 

Air kolam menjadikan suasana gersang berubah sejuk, apalagi ada suara gemericik air yang menambah betah berlama-lama shalat di sini. Masjid tanpa menara bukan tanpa alasan, ternyata di daerah sekitar sering terjadi angin kumbang. 

Bagian dalam masjid terasa luas karena tanpa dinding. (Dokumentasi pribadi)
Bagian dalam masjid terasa luas karena tanpa dinding. (Dokumentasi pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun