Ada wastafel untuk mencuci tangan lengkap dengan sabun dan spanduk himbauan untuk selalu mengenakan masker dengan benar. Hutan wisata dan Curug Putri Palutungan mempunyai luas areal kurang Iebih 50 Hektar dan  dikelola oleh Perum Kehutanan Kabupaten Kuningan.Â
Berada di kaki Gunung Ciremai membuat suasana di Curug Putri Palutungan indah.Debur air terjun telah terdengar saat aku menuruni anak tangga menuju sungai berbatu besar.Â
Ada air terjun setinggi 2 meter yang berada di dekat pohon beringin unik. Ya ... Pohon beringin ini seolah terdiri dari dua batang besar. Akarnya menggelantung dan menjalar menuju sungai. Di belakangnya tampak tebing dipenuhi pepohonan hijau. Dari sela tebing air jernih tampah berkilau. Itulah Curug Putri Palutungan.
Ketinggingan Curug Putri Palutungan sekitar 20 meter. Ada bagian datar di depan curug yang bisa digunakan pengunjung untuk mengambil pose terbaik. Kebersihan di lokasi ini cukup terjaga.Â
Ada seorang petugas yang sedang menyapu dedaunan yang gugur dan memasukkannya ke dalam karung. Pengunjung tak boleh membuang sampah sembarangan dan dilarang mencoret-coret bebatuan yang ada di sana.
Sejak tahun 2004 kawasan Palutungan dikelola Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC). Â Bumi Perkemahan Palutungan sejatinya difungsikan sebagai hutan lindung, serupa dengan misinya sejak awal.Â
Selain vegetasi pinus dan tetumbuhan lain, hutan lindung ini juga berfungsi sebagai rumah bagi tetumbuhan yang ada di sana, termasuk pula sejumlah hewan endemik, di antaranya Elang Jawa, Gagak Hitam, Ayam Hutan, Burung Tekukur, serta Babi. Aku melihat ada fasilitas outbond di antara pohon pinus, sayang pada masa pandemi fasilitas tersebut sementara tidak difungsikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H