Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Hadiah Al Quran dari Bapa

19 April 2021   06:51 Diperbarui: 21 April 2021   05:52 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Airmata menderas saat menuliskan kisah ini. Aaahhh ... Kompasiana bisa saja ya buat tema THR yang bikin melow hiiikssss ... 

Nostalgia suasana Ramadhan masa kecilku sangatlah mengharukan. Kenangan indah bersama Bapa tak terlupakan. Seringkali setiap Ramadhan ku buka kembali Al Quran berumur hampir 40 tahun ini. Walau kertasnya sudah menguning dan beberapa bagian lapuk. Sampul merahnya pun bernoda hitam kena jamur.

Sampul Al Quran merah terang bertuliskan 'Tafsir Quran Karim', ditulis oleh seorang Profesor bernama Mahmud Yunus. Pada lebar pertama ada goresan tulisan tangan Bapa, 'Jakarta, 11 Ramadhan 1402, Hadiah ulang tahun ke 12 bagi Dewi Laily Purnamasari (Neng Ai) tanggal 14 Ramadhan 1402 dari Bapa, dr. Oom Surachman'. Hatiku gemuruh ... Bergemuruh rasa rindu kepada Bapa. 

Mamah membuatkan kue bolu dengan hiasan sederhana. Kami berbuka puasa dengan makanan ala kadarnya. Bapa sedang sekolah lagi untuk mendapatkan gelas spesialis penyakit kulit di Universitas Indonesia, jadi kami harus hidup bersahaja. Walau demikian kami bahagia, karena Mamah dan Bapa sangat perhatian dan melimpahkan kasih sayang yang tulus. Selalu lembut dan gembira bila bersama anak-anaknya. Bila kami melakukan kesalahan, dinasehati dengan lembut dan kata-kata yang terpilih. Malah didoakan agar menjadi anak baik dan pintar saat kami berbuat nakal. 

Hadiah ulang tahun yang berkesan. (Dokpri)
Hadiah ulang tahun yang berkesan. (Dokpri)
Mataku makin memburam ... airmata masih luruh bersamaan dengan tarian jemari di atas keyboard laptop. Waktu selepas subuh, biasanya aku tilawah Al Quran sambil menemani anakku bungsu, Teteh ziyadah dan setoran online kepada Ustadzahnya. Dulu juga saat Kaka dan Mas kecil dan belum merantau untuk belajar di pesantren dan kuliah, mereka akan tilawah bersamaku.

Al Quran hadiah dari Bapa, selalu menemaniku mengaji. Aku belajar tahsin kepada seoerang guru saat duduk dibangku  SMP - SMA. Juga memakai Al Quran ini hingga aku kuliah.Namun, saat aku menikah suamiku memberi hadiah Al Quran. Aku pun beralih membaca Al Quran dengan yang baru, karena kertas sudah buram dan berwarna kusam. 

Bapa berprofesi sebagai dokter spesialis kulit di RSUD. Gunung Djati Cirebon. Setiap hari kerja sibuk harus mengurus pasien di rumah sakit atau di tempat praktek pribadi. Walau demikian, kadang sempat juga Bapa menjadi imam shalat di hari libur. Aku ingat, Bapa suka sekali membaca surah Adh Dhuha dan Asy Syarh. Berulang-ulang ... Sampai aku bisa hafal dua surah itu hanya dari mendengar bacaan Bapa waktu menjadi imam shalat.  Masya Allah ...

Di bulan Ramadhan setelah sahur, Bapa sering aku lihat duduk berlama-lama di mushola keluarga membaca Al Quran. Iseng suatu hari aku sengaja membuka Al Quran yang biasa Bapa baca. Ternyata banyak sekali kertas-kertas bertuliskan tangan sebagai tanda ayat-ayat yang dianggap penting oleh Bapa. Jadi, Bapa tidak hanya tilawah, tapi tadabur Al Quran juga. Buku Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka pun berjejer rapi di rak buku. Kadang aku lihat Bapa juga membacanya. 

Tafsir Al Azhar koleksi Bapa, sekarang menjadi koleksi kesayanganku. (Dokpri)
Tafsir Al Azhar koleksi Bapa, sekarang menjadi koleksi kesayanganku. (Dokpri)

Aku belum serajin Bapa untuk tadabur Al Quran. Tapi selalu berusaha membaca buku-buku yang terkait Al Quran. Koleksiku diantaranya adalah Tadabur ayat-ayat keluarga, berjudul Masuk Surga Sekeluarga, dan Panduan hidup bersama Al Quran Tadabur Al Quran Juz 29-30 karya Bachtiar Nasir. Ada juga buku The Great Strory of Muhammad karya Ahmad Hatta, dan kawan-kawan. Buku Minhajul Muslim, Bulughul Maram, Ensiklopedia Islam, dan Tafsir Ibnu Katsir menjadi rujukan agar semakin mencintai Al Quran.

Nostalgia Ramadhan masa kecil ini aku tularkan kepada ketiga anakku. Kaka yang sekarang sudah lulus dari Fakultas Peternakan Unpad, Mas yang sedang kuliah semester 6 Jurusan Planologi ITB, dan Teteh kelas 7 di SMP Quran Boarding School senantiasa aku ajak untuk mencintai Al Quran. Tentu tidak hanya berucap ketika mengajak, aku lebih berharap dengan teladan dan contoh nyata dari diriku sendiri bisa memberi kesan lebih mendalam. Sama dengan yang Bapa lakukan, luar biasa jejak pengaruhnya kepadaku hingga kini ... Semoga hingga nanti akhir hayatku. Pahala terbaik, rahmat-Nya serta surga-Nya  semoga Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Pemberi Karunia limpahkan kepada Bapa dan Mamah yang telah menjadi jalan bagi kami anak-anaknya mencintai Al Quran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun