Sarah di depan, sementara aku di belakang. Dia berada di barisan paling depan, aku paling belakang. Dia ibarat siang, sementara itu aku adalah malam. Dia matahari, sementara aku bulan. Kehidupanku setelah itu telah tertata seimbang dengan sendirinya. Berjalan berdampingan dengan Sarah dalam keseimbangan, kesepahaman, dan keutuhan yang selalu dimaklumi dan dijaga bersama.
...
Air dengan air. Hikmah ketangguhan dan keteguhan hati dari Hajar, aku temukan di halaman 342 - 384. Begini kisahnya ... Airmataku luruh menganak sungai di pipi dan jatuh membasahi pangkuan. Ya ... Aku membaca novel ini secara marathon, tak terhentikan. Duduk bersila di kursi tua berumur lebih dari 50 tahun.
Air adalah rumah bagi huruf-huruf. Kalimat akan menemukan bentuknya dengan air. Nasib akan terbuka dengan air, karena air adalah kehidupan.Â
Hajar ditempatkan di lembah tandus tanpa air. Ismail adalah segalanya : arah kehidupan bagiku. Sejatinya, dirikulah yang berada dalam dekapan Ismail. Sejatinya, dirikulah Hijr Ismail. Aku termenung menahan pedih entah untuk berapa lama, sejak Nabi Ibrahim berlalu pergi.
Hatiku tersentak oleh tangisan Ismail yang begitu menyayat hati. Aku harus segera bangkit. Aku harus segara berbuat sesuatu. Sungguh, dalam hamparan gurun pasir tak berpenghuni ini hanya ada aku dan Ismail. Iya, demi anakku, meskipun hanya untuk seteguk air, aku akan rela melakukan apa saja.Â
Seketika itu pula terlintas dalam benak pikiranku untuk naik ke atas bukit. Aku berharap dari ketinggian itu dapat melihat sekeliling jika saja ada orang di kejauhan untuk mendapatkan pertolongan dari mereka barang seteguk air saja. Duhai, Allah! Sungguh, tunjukkanlah kepadaku jalan untuk mendapatkan air!
Duhai, Allah! Berikanlah kekuatan kepadaku dan juga kepada putraku! Dengan menyebut asma Allah aku mulai mencari air. Berlari dan berlari. Berharapk dan selalu berharap ada air.
...
Ucapan syukur menggema ke langit.Â
Sungguh, Engkau adalah Tuhan bagi mereka semua. Tuhan kami semua. Sungguh, kami dan mereka tidak memiliki siapa-siapa selain dari-Mu. Sungguh, Engkau adalah Tuhan semua orang yang ringkih lagi menderita. Sungguh, Engkau adalah Penolong dan Penyelamat segala kepedihan dan bencana yang kami derita.