Menelisik kisah cinta itu sangat asyik. Apalagi kisah cinta unik berbalut legenda. Iya ... Apa iya ??? He3 ... Yuk! Simak kisah perjalananku ke Situ Patenggang yang eksotik berbalut mitos yang menarik.
Aku berkunjung ke Situ Patenggang tahun 2017. Rencana kemping di kebun teh yang ada di sekeliling situ. Alhamdulillah ... Teteh, Maryam Aliyya Al Kindi senang sekali bisa berlibur di alam terbuka yang indah ini. Pemandangan di sekitar situ sungguh luar biasa, Masya Allah.
Sebelum memutuskan kemping di lokasi ini, aku mampir ke Kawah Putih dulu. Nah ... Sampai siang deh! Cuaca agak mendung ketika sampai di Situ Patenggang. Teteh kepingin banget berlayar naik perahu keliling situ. Walau agak seram juga sih ... Tapi ya hayu lah! Kami berkeliling situ selama 30 menit. Teteh langsung beraksi memotret spot-spot menarik.
Selepas menikmati situ di senja hari ... Kami menuju tenda yang telah siap dirapikan oleh pengelola. Semoga saja hujan tak jadi turun. Iiihhhh ... Gak hujan saja sudah dingin menggigit. Di lokasi kemping selain mendapat tenda dengan kasur empuk, bantal, dan selimut. Ada fasilitas kamar mandi air hangat, kayu bakar untuk api unggun, dan sarapan pagi gratis. Waaahhh ... Ini namanya glamping -glamour camping. Harga paket sehari semalam adalah Rp. 800.000,-.
Bersyukur alam bersahabat dengan kami. Senja ditutup dengan indah. Kami disuguhi sunset cantik ... Lembayung menghias langit Situ Patenggang. Perlahan surut mengantar malam bertabur bintang. Sejenak kami bersujud dalam shalat Maghrib dan Isya. Dilanjut menghangatkan diri di depan api unggun sambil berbincang santai. Hingga kantuk memaksa kami untuk merebahkan badan agar esok segar kembali.
Sarapan pagi berteman hangatnya sinar matahari. Berpayung birunya langit. Semilir angin membuat hari kami semakin ceria.
Oya ... Di kawasan ini ada banyak spot menarik. Seperti area taman kelinci dan batu cinta. Ooo ... Hampir lupa dengan kisah cinta Dewi Rengganis yang menjadi judul artikel ini. He3 ...Â
"Situ Patenggang asal katanya dari bahasa Sunda. Kata pateangan-teangan atau saling mencari. Kisah cinta Putra Prabu dan Putri titisan Dewi Khayangan bernama ki Santang dan Dewi Rengganis yang berpisah untuk sekian lamanya. Cinta mereka begitu mendalam. Â Hingga berusaha saling mencari. Akhirnya mereka bertemu di sebuah tempat yang kini diberi nama -Batu Cinta. Dewi Rengganis meminta dibuatkan danau dan sebuah perahu untuk berlayar bersama ki Santang. Nah ... Perahu ini menjadi pulau yang berbentuk hati di Situ Patenggang. Diberi nama Pulau Asmara / Pulau Sasaka."
Namun bila menilik sejarah Situ Patenggang dari sisi geologi, ternyata  Situ Patenggang terbentuk karena bekas letusan gunung Patuha dan membentuk kawah dan hingga akhirnya terisi oleh air.  Adapun luas Situ Patenggang sekitar 45.000 hektar. Total luas cagar alamnya adalah 123.077,15 hektar.
Gunung Patuha menurut catatan ahli pernah dua kali meletus. Pada abad ke-10 terjadi letusan pertama dan meninggalkan kawah di bagian puncak sebelah barat. Kawah tersebut mengering, hingga dinamakan Kawah Saat. Sedangkan letusan kedua yang terjadi abad ke-13, melahirkan kawah kedua berupa danau sangat indah. Kawah ini diberi nama Kawah Putih.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H