Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Kabar duka hari ini telah wafat Syekh Ali Jaber, ulama kelahiran Madinah, di RS. Yarsi Jakarta. Aku pertama kali mengenal beliau lewat tayangan Hafiz Indonesia yang disiarkan stasiun televisi nasional RCTI.Â
Ulama yang tenang, ramah, dan sejuk dalam menyampaikan dakwah ini telah menjadi hafizh sejak usia 10 tahun. Pada tahun 2020 Syekh Ali Jaber mengundang ayah beliau naik ke panggung untuk memberikan medali kepada para juara. Betapa hormat kepada ayahnya. Dicium telapak tangannya dengan takzim. Beliau pernah cerita, bahwa yang mengajarkan Al Quran pertama kali adalah ayahnya saat di Madinah.
Pembawaan yang tenang ketika menjadi juri di acara Hafiz Indonesia sangat menginspirasiku untuk menjalankan nasihat beliau. Belajar Al Quran itu wajib dilaksanakan oleh umat Islam. Membaca ayat demi ayat di dalam Al Quran harus menjadi amalan harian yang utama. Menghafal Al Quran itu tidaklah sulit, karena Al Quran itu mudah, pasti Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui akan menolong para pencinta Al Quran.Â
Lalu memahami Al Quran itu sejatinya harus diupayakan secara maksimal dengan hadir dalam majelis ilmu. Serta terpenting dan utama adalah mengamalkan Al Quran dalam kehidupan sehari-hari di dunia ini. Pedoman hidup muslim adalah Al Quran.
Al Quran adalah cahaya penerang di dunia juga di alam kubur. Ketika tak ada lagi yang menemani selain amal-amal kebajikan kita selama di dunia, maka Al Quran akan menjadi teman sejati. Ya Allah ... Betapa seringkali waktu dan tenaga serta kesempatan juga kesehatan yang Allah berikan tidak dipergunakan sebaik-baiknya untuk dekat dengan Al Quran.
Syekh Ali Jaber menjadi jalan bagi banyak orangtua di Indonesia, untuk menjalankan pendidikan keluarga bersama Al Quran. Aku pun demikian tergugah melihat para penghafal Al Quran yang masih kanak-kanak sangat bersemangat. Mereka lancar, fasih dan menjiwai setiap kali tampil membacakan Kitabullah. Ada dua tayangan yang membuatku terharu dan tak tahan berderai airmata.
Pertama saat Syekh Ali Jaber menemani seorang Hafizh cilik asal Madinah yang tidak dapat melihat. Anak laki-laki dengan gamis putih dan sorban merah-putih itu hafal 30 juz, bahkan hafal halaman, nomor ayat dan letaknya dalam Al Quran. Ketika ditanyakan apakah ingin bisa melihat? Apa jawabnya? Tidak pernah ingin bisa melihat. Dia yakin Allah Yang Maha Baik lagi Maha Mulia telah memberikan karunia dan rahmat-Nya bisa menghafal Al Quran. Insya Allah di surga-Nya kelak akan digantikan penglihatannya oleh Allah dengan pahala yang besar karena bersabar menerima ketentuan-Nya.
Tayangan kedua yang juga membuatku menangis adalah seorang Hafizh cilik dengan celebal palsy yang hafal 30 juz Al Quran. Dia duduk dikursi roda, kadang tangannya bergerak tak terkendali. Satu lagi Hafizhah cilik yang kehilangan penglihatannya. Namun Allah Yang Maha Besar lagi Maha Agung menunjukkan kekuasaan-Nya dengan memilih hamba-Nya memiliki kelebihan menghafal Al Quran. Syekh Ali Jaber pun sampai mencium Hafizh cilik ini karena sangat terharu. Orangtua menyikapi dengan sabar dan ikhlas atas amanah anak yang memiliki keterbatasan fisik. Bersyukurlah ... Janji Allah adalah mahkota surga untuk orangtua yang anak-anaknya dapat menghafal Al Quran. Â
Ulama panutan dan inspiratif telah berpulang kepada Illahi Rabbi, Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Semoga husnul khatimah, diampuni segala dosa dan kesalahannya, diterima amal ibadahnya, serta memperoleh surga-Nya terindah. Aamiin ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H