Kali ini tantangan menulis tentang musik 90s dalam blogcomp-maraton Kompasiana bikin aku ketar-ketir. Seingatku tahun 90-an tak ada lagu khusus yang dikenang. Hhhmmm ... Kenapa harus musik 90s ya ???? Tapi tantangan harus diterima. Semangat!
Aku tak biasa mendengar lagu-lagu. Beberapa koleksi kaset di mobilku waktu kuliah dan awal menikah kebanyakan murotal Al Quran dan ceramah dari para ustadz. Hingga sekarang pun aku dan anak-anak lebih sering mendengarkan lantunan ayat-ayat dari para Qari ketika sedang dalam perjalanan. Ada beberapa kaset koleksi lagu anak-anak jadul seperti bintang kecil, balonku, dll.Â
Oya ... Kebiasan lain di mobil adalah ngobrol. Bercerita tentang berbagai hal. Diskusi pun kadang terjadi di mobil sambil menikmati perjalanan. Main tebak-tebakan atau apapun yang bentuknya interaksi antara aku dan anak-anak. Nah ... Suamiku juga sama. Dia tak begitu suka musik. Jadi di rumah ya kami lebih sering membaca buku, ngobrol, main dengan hewan peliharaan seperti kucing, kelinci, ikan, dan burung.
Jadi kali ini, aku akan menceritakan saja kenangan indah saat belajar bahasa Jawa lewat lagu. Aku menikah tahun 1995 dengan pujaan hati berlatar suku berbeda. Aku Sunda dan suamiku Jawa. Satu kendala saat bersilaturahim dengan keluarga besar adalah aku tak fasih berbahasa Jawa. Nah ... Suamiku ini punya ide menyetel berbahasa Jawa dari koleksi Koes Plus Pop Jawa. Katanya sih agar aku terbiasa dan sedikit-sedikit mengerti. Aku yang tidak begitu mengerti musik, ya tahu nya musik 90s itu yang distel di tahun 90-an ha3 ... Ternyata album ini sudah ada sejak tahun 1977.
Ada satu lagu judulnya Ojo Nelongso (Yon Koeswoyo). Syairnya seperti ini :
Jo phodo nelongso
Jamane jaman rekoso
Urip pancen angel
Kudhune ra usah ngomel
Ati kudu tentrem