Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kucing dan Hujan

7 Januari 2021   18:18 Diperbarui: 7 Januari 2021   18:29 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kucing kesayangan Teteh. (Dokpri)

Prairi dan Stepa digendong oleh perempuan itu menuju ujung perumahan depan lapangan basket. Rumah bercat putih dengan halaman rumput yang asri itulah rumah kedua kucing itu. Bunga-bunga beragam jenis tumbuh subur. Mawar merah dan putih yang cantik. Rumpun melati harum mewangi. Ada juga anggrek kuning, ungu, dan putih menjuntai indah. Seorang gadis kecil duduk di teras sambil melihat terus ke jalan di depan rumahnya.

'Prairi ... Stepa ... Dimana kalian ?' Teteh sedih sekali wajahnya.

'Kan sudah dibilang jangan main jauh-jauh. Hujan begini pasti kalian kedinginan,' gumamnya sambil melongok ke arah kiri dan kanan. 

Tak lama tampak seorang perempuan berbaju merah berjalan menuju rumah Teteh. Terlihat digendongannya ada dua kucing kecil berwarna kuning. Langsung saja Teteh berlari ... Tak peduli masih gerimis menerpa wajah dan membasahi jilbab putihnya.

'Prairi .... !' 

'Stepa ... ! Ya ampun ... Kalian basah begini,' sedikit menjerit kaget tapi bersyukur kucing kesayangannya telah kembali.

'Terimakasih Tante ... Maaf merepotkan,' kata Teteh buru-buru.

'Iya ... Sama-sama. Untunglah tadi Tante kehujanan dan berteduh di rumah tua di ujung sana. Mereka sedang meringkuk kedinginan,' kata perempuan itu sambil tersenyum.

'Eeehhh ... Kok Tante tahu rumah Prairi dan Stepa di sini ?' tanya Teteh.

Perempuan itu hanya tersenyum kembali. Lalu segera pamit 'Keringkan dengan handuk ya ... Jangan lupa kasih susu dan makan he3 ...'.

Teteh hanya bisa mengangguk dan menatap punggung perempuan itu yang hilang dikelokan jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun