Prairi dan Stepa digendong oleh perempuan itu menuju ujung perumahan depan lapangan basket. Rumah bercat putih dengan halaman rumput yang asri itulah rumah kedua kucing itu. Bunga-bunga beragam jenis tumbuh subur. Mawar merah dan putih yang cantik. Rumpun melati harum mewangi. Ada juga anggrek kuning, ungu, dan putih menjuntai indah. Seorang gadis kecil duduk di teras sambil melihat terus ke jalan di depan rumahnya.
'Prairi ... Stepa ... Dimana kalian ?' Teteh sedih sekali wajahnya.
'Kan sudah dibilang jangan main jauh-jauh. Hujan begini pasti kalian kedinginan,' gumamnya sambil melongok ke arah kiri dan kanan.Â
Tak lama tampak seorang perempuan berbaju merah berjalan menuju rumah Teteh. Terlihat digendongannya ada dua kucing kecil berwarna kuning. Langsung saja Teteh berlari ... Tak peduli masih gerimis menerpa wajah dan membasahi jilbab putihnya.
'Prairi .... !'Â
'Stepa ... ! Ya ampun ... Kalian basah begini,' sedikit menjerit kaget tapi bersyukur kucing kesayangannya telah kembali.
'Terimakasih Tante ... Maaf merepotkan,' kata Teteh buru-buru.
'Iya ... Sama-sama. Untunglah tadi Tante kehujanan dan berteduh di rumah tua di ujung sana. Mereka sedang meringkuk kedinginan,' kata perempuan itu sambil tersenyum.
'Eeehhh ... Kok Tante tahu rumah Prairi dan Stepa di sini ?' tanya Teteh.
Perempuan itu hanya tersenyum kembali. Lalu segera pamit 'Keringkan dengan handuk ya ... Jangan lupa kasih susu dan makan he3 ...'.
Teteh hanya bisa mengangguk dan menatap punggung perempuan itu yang hilang dikelokan jalan.