Awal tahun 2021, mulai musim hujan. Tantangan menulis cerita fabel siyap dilaksanakan. Oya ... Aku tuh gak jago bikin cerita fiksi, apalagi cerita fabel. Tapi gegara ada blogcomp maraton dengan tema yang keren dan unik. Ya ... mau gak mau kudu harus ha3 ... Makanya temanya juga kucing. Secara anakku Teteh suka banget sama kucing.Â
Semoga bisa dinikmati. Nah ... Buat K-Ners pecinta kucing, beneran gak sih kalau bisa ngomong sama kucing dan mengerti bahasa mereka ??? (ini beneran nanya serius dan butuh dijawab please ...).Â
...
Rumah tua berjendela kusam itu tampak semakin kelam. Hujan turun deras bersama tiupan angin kencang. Ranting dan dahan pohon tanjung berayun-ayun. Sesekali jatuh daun dan ranting kering menimpa atap genting rumah.
Gubrak! Kayu penyangga langit-langit keropos itu jatuh di teras berlantai semen. Kucing kecil berwarna kuning bergidik, melompat reflek menghindar tertimpa kayu.Â
'Ngeeeooonggg ... Duh hampir saja kita celaka', kata Prairi.
'Gimana dong! Terjebak hujan dan tidak bisa pulang,' sahut Stepa.
Adik kakak kucing ini tadi bermain jauh meninggalkan rumah tempat mereka dipelihara. Rasa penasaran karena melihat ada kucing dewasa yang berjalan menuju lokasi ini.Â
'Kalau Teteh cari kita, kasihan dia,' timpal Prairi.
Mereka terus menatap tetesan air sambil meringkuk di pojokan teras. Cipratan air kadang menerpa tubuh. membuat bulu mereka semakin kuyup. Bbbrrr ... Dinginnya menusuk tulang. Langit biru telah lenyap berganti warna kelabu. Hari menjelang senja, tapi tampaknya hujan masih akan terus mengguyur.