Keluarga besarku memiliki Yayasan yang didirikan oleh Ibunda di Solo. Yayasan Marhamah menyantuni puluhan anak yatim dan dhuafa. Tradisi keluarga salah satunya adalah kegiatan santunan. Setiap bulan diberikan bantuan biaya sekolah / SPP dan juga makanan sehat. Sedangkan pakaian untuk lebaran biasa kami berikan di Bulan Ramadhan.Â
Bila kondisi normal, anak yatim dan dhuafa bisa belajar dengan leluasa di ruang kelas Yayasan Marhamah. Mereka juga mengikuti kegiatan luar ruang seperti kunjungan ke tempat wisata sambil belajar.
Namun, tahun ini aku tak bisa hadir saat kegiatan Ramadhan. Bahkan Hari Raya Idul Fitri tidak mudik ke Solo. Walau begitu, bersyukur masih ada kerabat yang tinggal di Solo dan tetap melakukan kegiatan tersebut. Kerabat lain di luar kota banyak yang turut memberikan bantuan. Mereka sebagian besar mengirim paket melalui JNE, dengan alasan sudah terpercaya. Pemberian santunan berjalan lancar dan dilaksanakan tentu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Anak yatim dan dhuafa diberi kesempatan untuk belajar membaca Al Quran. Mereka juga mendengarkan kajian agama setiap akhir pekan dengan ustadz atau ustadzah. Seru loh! Kegiatan berlangsung ceria. Ada permainan -games dan pemberian hadiah bagi mereka. Berbagi kebahagian ini semoga bisa membuat Ibunda kami juga bahagia di alam kubur dan kelak berjumpa berkumpul bersama kami sekeluarga di surga-Nya terindah. Aamiin ...
Satu lagi kegiatan berbagi yang biasa aku lakukan adalah saat Hari Raya Idul Adha. Kami menyembelih hewan qurban dan dibagikan kepada fakir miskin disekitar tempat tinggal Mamahku di Cirebon. Wabah pandemi Covid-19 membuatku tak bisa merayakan hari bahagia bersama. Sekali lagi tak bisa mudik. Harus stay at home di Jakarta. Namun, aku tetap memanjatkan rasa syukur. Dengan segala keterbatasan, ternyata Mamah dibantu adikku, tetap bisa memotong hewan qurban dan memberi paket daging kepada yang membutuhkan.
Oya ... Sebagai bentuk tanda cinta dan kasih sayang untuk Mamah, aku kirimkan juga paket hadiah melalui JNE. Bahagia bersama keluarga yang berjauhan sekalipun tetap bisa dilakukan. Sinyal berbagi bahagia itu ternyata menembus batas jarak. Apalagi dengan melangitkan doa-doa terbaik yang membuat hati ini senantiasa merasa tenang. Tetap semangat dan sabar dalam kondisi pandemi. Semoga Allah Yang Maha Baik lagi Maha Pemurah memberikan kami kesehatan lahir dan batin.
...
Bahagia Itu Sederhana Saja
Benar ... Sejatinya bahagia itu di dalam hati dan kita sendiri yang dapat menumbuhkannya. Berbagi kebahagian dengan memberi dan menyantuni itu harus menjadi kebiasaan. Akupun mengajarkan kepada si bungsu Teteh Maryam Aliyya Al Kindi untuk senang berbagi kebahagian kepada orang lain. Selama belajar PJJ, bekerja dari rumah, dan liburanpun di rumah saja. Aku merancang kegiatan yang bermanfaat bersama Teteh.