Seperti itulah manfaat ketika merenungkan arti dibangunnya Gua Sunyaragi tahun 1703 M. Cicit Sunan Gunung Jati membangun Gua Sunyaragi di lahan seluas 15 hektar untuk melatih jiwa. Baik bagi para petinggi Keraton maupun para prajurit. Tidak boleh hanya mengandalkan kekuatan raga saja. Namun jiwa juga harus dilatih semakin kokoh, bijaksana, dan adil. Gua Sunyaragi berada di wilayah Kota Cirebon.
Di lokasi ini ada keunikan gaya arsitektur yang dipilih. Selain memadukan gaya dari Tiongkok seperti ornamen bunga teratai dan hiasan keramik / porcelin, di mana Putri Ong Tien Nio adalah istri dari Sunan Gunung Jati, arsitektur Islam juga kental menjadi rujukan. Seperti arah kiblat dan adanya mushola serta tempat wudhu. Sedangkan material batu bata merah untuk gerbang atau gapura adalah ciri arsitektur tradisional Indonesia yang dipengaruhi oleh budaya Hindu.Â
Pelatihan jiwa ini adalah bagian dari strategi keraton melawan penjajahan Belanda. Ada bagian dari gua yang khusus digunakan untuk pembuatan senjata. Teknologinya terbilang canggih untuk masa itu. Selain ventilasi udara, air, dan kedap suara ternyata ada pintu-pintu rahasia juga untuk menghindar dari kejaran penjajah.
Semangat melawan penjajahan berkobar di wilayah Cirebon. Keraton dan rakyat Cirebon bersatu melawan ketidakadilan dan kesewenangan penjajah. Tidak layak penjajahan hidup di muka bumi Indonesia. Sejatinya semangat itu harus terus ada dalam jiwa kita penerus bangsa. Janganlah merusaknya dengan perbuatan dzalim dan khianat kepada bangsa ini.Â
Keraton Kesepuhan. Sempat terlantar karena kekurangan biaya pemeliharaan, bersyukur sekarang sudah direvitalisasi menjadi lebih terawat dan nyaman untuk dijelajahi oleh para wisatawan.
Saat ini pemilik Gua Sunyaragi adalahSemoga bermanfaat jalan-jalan sejarah kali ini. Teman-teman K-Ners siapa saja nih yang sudah pernah mampir di Gua Sunyaragi? Adakah kesan khusus tentang tempat unik ini?
Yuk! Berbagi sebagai penawar rindu kepingin piknik namun sebaiknya di rumah saja semasa wabah pandemi Covid-19 masih menunjukkan gejala kenaikan.Â
Salam semangat...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H