Anak bungsuku, mengikuti pemeriksaan psikologis MIR (Multiple Intelligences Research). Aku mendapatkan report hasilnya adalah poin 4,1 (skala 5) untuk kecerdasan spasial visual.Â
Hhhmmm ... Apakah artinya ? Membaca pendapat DR. Howard Gardner komponen inti kecerdasan ini adalah kepekaan merasakan dan membayangkan dunia gambar dan ruang secara akurat. Spasial visual berkaitan erat dengan kemampuan menggambar, memotret, membuat patung, dan mendisain.
Supraise juga untuk soal memotret. Tak disangka ternyata Teteh memiliki mata fotografi yang luar biasa. Ketika aku minta dia men-jepret aku yang jadi objeknya. Waaaahhhh ... Ternyata hasilnya cantik! Saat tes Kindi diminta membentuk sesuatu dari plasitin dan hasilnya bagus. Oh ... Rupanya dugaanku tak meleset.Â
Kadang hasil coba-cobanya sendiri -otodidak tanpa diajari menghasilkan foto dengan komposisi yang pas. Sepertinya harus sering dilatih dan diajak untuk berburu objek foto yang keren. Menggunakan smartphone pun hasilnya juga indah.
Semula aku hanya menduga-duga he3 ... Kaka dan Mas juga memiliki kecerdasan spasial visual. Nah ... Aku tebak saja Teteh juga sepertinya begitu.Â
Bagaimana tidak? Hasil karya Teteh di dinding rumah penuh berhias goresan pinsil. Gambar-gambar sejak dia berumur setahun. Lucu deh! Ada gambar yang tingginya se-jendela. Ah ... Ternyata Teteh menggambar sambil memanjat meja untuk menggapai tempat kosong (maklum dinding yang rendah sudah penuh semua hi3 ...).Â
Teteh mana tak tahan bila sehari saja tak pegang pinsil warna. Lincah nian menorehkannya di kertas gambar (bekas pun tak masalah yang penting bisa di warnai). Waktu TK, Teteh  mendapat nilai A untuk pelajaran paint under windows. Gurunya memberi pujian bahwa hasil karyanya melebihi kemampuan rata-rata teman-teman sekelasnya.Â
Tes kali ini tidak hanya tentang IQ, tapi juga kecenderungan gaya belajar anak. Alhamdulillah ... Aku jadi tahu kalau Teteh senang belajar dengan gambar. Teteh lebih mudah belajar dengan membayangkan, suka dengan warna juga belajar dengan metafora.
Ooo ... Pantas saja waktu di ajak ke museum dia sangat antusias. Sebab di museum kan kita bisa melihat langsung dengan matanya bentuk-bentuk hewan, maupun beragam benda lainnya.Â
Satu lagi nih ... Teteh tuh lincah banget. Dia bergairah bila belajar dilakukan dengan aktivitas, drama, respon tubuh atau membuat kerajinan tangan. Hasil MIR mendaptkan poin 3,9 untuk kecerdasan kinestetiknya.
Wah ... Beneran deh! Aku tuh sampai kemringet kalau mendampingi aktivitas Teteh. Tidak bisa diam lama he3 ... Malah senang kalau belajarnya dibumbui dengan acara menari -bergerak kesana kemari.
kinestetik. Balok-balok warna warni beragam ukuran disusun dan dirangkai menjadi bermacam bentuk. Koleksi lego Teteh cukup banyak dan pernah juga ikut lomba having fun aja sih! Alhamdulilah menang dapat hadiah lego. Wuuiiiihhh ... very happy ya Teteh.
Bermain lego juga sangat membantu Teteh untuk mengasah kecerdasan visual spasial berpadu denganOrangtua harus sabar dan tetap semangat. Anak visual spasial itu cenderung senang buat berantakan rumah. Teteh kalau melukis ya bisa nge-blok bagian ruang kerja untuk gelar cat air, cat akrilik, karayon, pinsil warna, spidol, pulpen, kanvas, kertas, kuas-kuas, belum lagi tumpahan airnya. Belepotan lantai kadang juga bagian badannya berlumuran cat. He3 ...Â
Teteh kalau sedang asyik buat hasta karya dari kain. Dia akan mengeluarkan kain-kain beragam corak. Jarum, benang, gunting. manik-manik, lem tembak akan berserakan. Hasil karya Teteh berupa ikat rambut, kalung - gelang manik-manik, tas / tote bag, dan mainan untuk kucing kesayangannya.Â
Kalau lagi keluar kepinginannya masak ... Heboh deh dapurku. Aneka tepung, telur, mentega, butter, coklat, dan segala peralatan. Mixer, spatula, panci, oven, talenan, dan teman-temannya akan jadi alat perang Teteh. Aku malah takjub, dia belajar dari internet. Lah! Aku gak hobi masak kok he3 ... Seneng loh dibuatin Teteh sifon cake, pancake, dissert box, banana cake, dan minuman yummy berbahan dasar kopi.
Senangnya bisa mengetahui hal ini sejak dini. Sebagai orangtua tentu hal ini sangat berguna untuk menemani anak belajar. Sepakat dengan para ahli pendidikan, bahwa selagi masih anak-anak tentu bermain sambil belajar itu lebih asyik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H