Berguru kepada buku. Para penulis buku sejatinya mereka juga guru. Sewaktu sekolah dulu hingga kuliah pascasarjana, aku belajar dari para guru Namun ... Banyak juga yang tak diajarkan guru di sekolah dan kampus, justru aku dapatkan dari buku.
Aku punya koleksi buku serial Lima Sekawan lengkap, penulisnya Enid Blyton. Buku Trio Detektif dan komik Tintin favoritku. Aku juga membaca buku tentang para tokoh dunia. Â Paling seru kalau membaca buku tentang penjelajahan, wisata, dan tempat-tempat keren di dunia.
Sejak SD aku sudah rajin ke perpustakaan sekolah. Sewaktu SMP dan SMA, aku melebarkan sayap dengan menjadi anggota perpustakaan daerah. Waaaah ... Senangnya bisa membaca beragam buku tanpa harus membeli. Maklum kan uang saku terbatas. Bapa juga menyarankan agar aku lebih sering ke perpustakaan terutama saat liburan sekolah.
Setelah lulus kuliah dan bekerja, aku mulai membeli buku yang aku suka. Koleksinya bervariasi ada agama, politik, sosial, ekonomi, juga novel he3 ... Setelah berkeluarga dan punya anak, aku senang membelikan anak-anak buku. Juga mengajak mereka ke Perpustakaan Nasional saat liburan.
Koleksi Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka warisan dari Bapa. Tertanda bapa membelinya pada tahun 1985. Â Satu buku langka yang ada di rak adalah buku berjudul Dibawah Bendera Revolusi. Sampul biru dongker dengan tulisan berwarna keemasan. Kertasnya sudah usang menguning. Buku cetakan ketiga ini diterbitkan tahun 1964. Sudah lebih dari 50 tahun ya umur bukunya. Adakah teman kompasianer yang punya koleksi buku ini juga ?
Biasanya bapa akan mengajak aku berdiskusi tentang buku-buku yang sudah dibaca. Nah ... Hal ini juga aku coba jalankan dengan anak-anak. Bila mereka selesai membaca sebuah buku akan aku ajak ngobrol tentang isi bukunya. Buku dengan judul Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, juga hadiah dari bapa. Isinya keren. Michael Hart menempatkan Nabi Muhammad SAW diurutan pertama. Allahu Akbar.