Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Musafir Guest House, Berasa Menginap di Rumah Eyang

24 November 2020   19:26 Diperbarui: 24 November 2020   19:37 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Solo the spirit of Java.

Begitulah tagline kota Solo yang tertulis brosur pariwisata yang ku temukan di lobby Musafir Guest House (MGH). Aku mencintai kota Solo karena berjodoh dengan suami orang Solo. Ibu mertua adalah cucu dari Kanjeng Raden Penghulu Tafsir Anom V. Seorang ulama bangsawan, abadi dalem keraton Surakarta. Beliau anak dari putri bungsu dari Penghulu Tafsir Anom V, bernama Marhamah. 

Eyang Marhamah menikah dengan eyang Tjondro dan menempati rumah di jalan Dewi Sartika no. 8 Solo. Nah ... Rumah eyang inilah yang sekarang telah selesai di renovasi dan di revitalalisasi menjadi sebuah penginapan syariah. Musafir Guest House nama yang diberikan oleh adik suamiku yang kini menjadi pemiliknya. Sedang pengelolaan guest house bekerjasama dengan mitra yang sudah piawai dibidang akomodasi berbasis syariah.

Lobby MGH, suasananya nyaman dan hommy berasa menginap di rumah eyang/dokpri
Lobby MGH, suasananya nyaman dan hommy berasa menginap di rumah eyang/dokpri
Ibu mertuaku, dr. Sirriyah, Sp.PD sebelum menikah tinggal di rumah ini. Lalu setelah menikah membangun rumah di jalan yang sama hanya beda 3 rumah saja. Jadi waktu jaman cilik, suamiku ya sering bolak-balik ke rumah eyangnya. Pastilah banyak kenangan indah terjadi di rumah kuno nan elegan ini.

Tamu yang datang akan disambut di lobby MGH yang dulunya adalah ruang tamu. Ada kendi di meja kayu jati yang disajikan sebagai welcome drink. Airnya terasa dingin dengan harum khas tanah liat. 

Suasana nyaman dan hommy begitu kental di MGH. Tamu yang menginap bisa menggunakan ruang makan dan pantry. Pengelola tidak menyediakan sarapan. Namun air panas dan dingin, kopi, teh dan gula tersedia setiap saat.

Bangunan utama masih mempertahankan desain asli/dokpri
Bangunan utama masih mempertahankan desain asli/dokpri
Rumah eyang sebagai bangunan utama tetap dipertahankan keasliannya. Jendela, pintu, dan tata ruang masih seperti semula. Hanya dialih fungsikan dan ditambah fasilitas seperti kamar mandi yang dilengkapi bathup dan wastafel. Ada 4 kamar dengan tipe besar dibangunan utama. Serta 15 kamarbaru dibangun di belakang rumah eyang. 

Jendela, kusen dan pintu kayu jati berpadu dengan tembok batu kali/dokpri
Jendela, kusen dan pintu kayu jati berpadu dengan tembok batu kali/dokpri
Interior ruangan minimalis dengan detail manis/dokpri
Interior ruangan minimalis dengan detail manis/dokpri
Fasilitas setara hotel berbintang/dokpri
Fasilitas setara hotel berbintang/dokpri
Pengelola berusaha menjaga kebersihan MGH agar tamu merasa senang tinggal di sini. Salut loh! Semua kamar dan ruangan di MGH tidak boleh ada yang merokok. Jadi udara pun terjamin kesegarannya. Cocok sekali untuk keluarga yang membawa anak-anak karena mereka akan merasa seperti di rumah sendiri.

Kebersihan sangat terjaga serta dilarang merokok di kamar dan seluruh ruangan MGH/dokpri
Kebersihan sangat terjaga serta dilarang merokok di kamar dan seluruh ruangan MGH/dokpri
Teteh Maryam Aliyya Al Kindi sangat senang menginap di MGH. Kali ini kami menginap hampir satu pekan. Kebetulan suami sedang ada tugas di Yogyakarta, Semarang, dan Boyolali. Jadi sekalian saja kami juga liburan di kota yang kulinernya sangat terkenal nikmatnya. Aku suka sarapan nasi liwet yang maknyuuussss. 

Sarapan nasi liwet di selatan keraton Surakarta/dokpri
Sarapan nasi liwet di selatan keraton Surakarta/dokpri
Ruang makan di MGH/dokpri
Ruang makan di MGH/dokpri
Dawet di pasar Gede/dokpri
Dawet di pasar Gede/dokpri
Dawet bu Wiji di pasar Gede adalah minuman favorit Teteh. Manis, dingin dan segar. Bakal ketagihan deh! Satu lagi makanan yang selalu disantap saat ke Solo. Serabi Notosuman yang legendaris. Manis gurih dari santan kental pastinya tak cukup menyantap satu. Apalagi dimakan saat sore hari sambil ngopi ... Waaaahhhh sedap sekali.

Serabi Notosuman yang legendaris/dokpri
Serabi Notosuman yang legendaris/dokpri
Kue kekinian Pluffy/dokpri
Kue kekinian Pluffy/dokpri
Selain makanan jadul, ada juga kue kekinian yang juga enak banget. Pluffy dengan berbagai rasa. Teteh suka rasa red velvet dan green tea. Silahkan jadikan oleh-oleh. Selain membeli oleh-oleh khas seperti karak, goreng usus dan belut, abon, bumbu pecel, serta makanan ringan lainnya. Oya ... Jangan lupa membeli batik di pasar Klewer atau di PGS. Jika sempat, bisa juga membeli batik di kampung batik Laweyan dan Kauman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun