Bersyukur ... Alhamdulillah.
Barakallah untuk mamahku tercinta Tuti Sulastri, dalam bilangan tahun 1441 Hijriyah 14 Ramadhan, sudah 51 tahun lalu saat aku dilahirkan. Itulah hari pertama manjadi mamah.
Cerita mamah saat mengandungku tetap menjalankan ibadah puasa. Teringat di suatu hari bulan Ramadhan, mamah membuatkan kue bolu hadiah buatku. Saat berbuka puasa, Bapaku cerita kalau aku dilahirkan di bulan Ramadhan. Kala itu bulan bulat penuh. Cahaya purnama menembus gelapnya malam. Menyinari beranda rumah sakit bersalin Pamitran. Bangunan bergaya kolonial yang indah. Nah ... Mengapa namaku Dewi Laily Purnamasari ?
Ooohhh ... Rupanya malam bulan purnama jadi inspirasi namaku. Kata bapa sebenarnya berharap aku lahir saat lailatul qadar 17 Ramadhan. He3 ... Tapi aku lahir 3 hari lebih awal.
Aku terkenang suatu hari di bulan Ramadhan. Kisah hadiah dari bapa yang sangat berkesan. Di usiaku yang ke 12 belas, bapa memberiku sebuah Al Quran. Sampulnya merah terang bertuliskan 'Tafsir Quran Karim'. Penulisnya seorang profesor bernama Mahmud Yunus.
Barusan aku baca ulang goresan tangan bapa di lembar kertas yang sudah mulai memudar warnanya : 'Hadiah Ulang Tahun ke 12 bagi Dewi Laily Purnamasari (Neng Ai) tanggal 14 Ramadhan 1402 dari bapa, dr. Oom Surachman'.
Tak terasa mataku memburam dan air mata pun luruh.Â
Masyaallah ... Al Quran hadiah ini dulu selalu menemaniku mengaji. Les membaca Al Quran dengan seorang ustadzah jaman SMP dan SMA juga menggunakan Al Quran ini. Sampai aku kuliah masih setia aku baca. Namun saat aku menikah dan mendapat hadiah Al Quran dari suami. Â Aku beralih membaca Al Quran dengan yang baru. Sebabnya kertas sudah mulai lapuk. Maklum dari kertas buram dan berwarna kusam kekuningan.Â
Ya Al Quran hadiah dari bapa memang sudah jarang aku baca karena kertasnya sudah rapuh (malah takut sobek). Namun tetap aku simpan untuk sesekali aku baca dan kukirimkan hadiah doa-doa terbaik untuk mamah dan bapa. Merekalah yang menjadi jalanku mengenal Allah Yang Maha Esa lagi Maha Suci, menyemangatiku mencintai Al Quran, juga memberi teladan menjalankan sunnah Muhammad Rasulullah.Â
Ya Allah karuniakanlah rahmat kepadaku dengan Al Quran, dan jadikanlah Al Quran sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagi hamba.
Ya Allah, ingatkan hamba terhadap apa yang telah hamba lupakan dari Al Quran. Ajari hamba apa-apa yang belum ketahui dari Al Quran. Anugerahilah hamba kemampuan untuk senantiasa membacanya sepanjang malam dan siang. Jadikanlah Al Quran hujjah bagiku (yang dapat menyelamatkanku). Wahai Tuhan seluruh alam.Â
Ya Allah benahilah (pengetahuan dan pengamalan) agamaku, yang akan menjadi penjaga urusanku. Benahilah duniaku tempat hamba mencari penghidupan. Benahi (kehidupan) akhiratku tempat hamba kembali. Jadikan hidupku sebagai tempat untuk melaksanakan segala kebaikan dan jadikan matiku sebagai pemutus segala keburukan.Â
Ya Allah jadikanlah sebaik-baik umur (agar menjadi yang terbaik) di akhir usiaku. Jadikanlah amal terbaik hamba di penutupannya. Hariku yang terbaik adalah hari di saat hamba bertemu dengan-Mu kelak.
Aamiin Ya Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia.
Bapa juga selain berdinas sebagai dokter spesial kulit dan kelamin di RSUD Gunung Djati Kota Cirebon, juga aktif di masyarakat. Salah satu amal jariyah beliau adalah masjid di komplek tempat tinggalnya. Bersama para sahabat, bapa mengumpulkan dana dan membangun masjid hingga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.Â
Teladan kecintaan bapa kepada masjid juga aku tiru hingga sekarang. Aku dan suami memiliki kecintaan yang sama terhadap masjid. Kami berusaha tularkan juga kepada ketiga anak-anak. Kaka, Mas, dan Teteh sering aku ajak untuk berkunjung dari masjid ke masjid. Terutama Kaka dan Mas sebagai laki-laki wajiblah untuk shalat jumat dan shalat wajib di masjid, bila tak ada halangan syar'i.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H