Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Rindu Berlibur di Yogyakarta

1 Oktober 2020   20:05 Diperbarui: 1 Oktober 2020   20:36 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung Bank Indonesia bergaya kolonial | dokpri

Berbagi cerita tentang Yogyakarta tiada habisnya. Setiap orang yang pernah menjejakkan kaki di kota ini memiliki kenangan indah tersendiri. Begitupun Aku dan anakku Maryam Aliyya Al Kindi. Bulan Mei tahun lalu berlibur di Yogyakarta sekaligus menghadiri Wisuda Doktor adik tersayang di Universitas Gajah Mada.

Bukan pertama kali ini Teteh berlibur di Yogyakarta. Namun pengalaman berkeliling kota dengan becak listrik barulah pertama kali. Dari penginapan di kawasan kampus UGM, Teteh menuju jalan Malioboro dan langsung minta untuk belanja di pasar Beringharjo. Borong batik pastinya he3 ... Pagi itu pasar masih lengang. Leluasa kami memilih berbagai motif batik yang cantik. Murah meriah loh! Pedagangnya pun sangat ramah.

Pusat kota Yogyakarta di gedung Kantor Pos | dokpri
Pusat kota Yogyakarta di gedung Kantor Pos | dokpri
Selesai berbelanja, Teteh ingin mengunjungi pusat kota dan berfoto dengan latar belakang berbagai bangunan yang unik dan bersejarah. Seperti gedung Kantor Pos, gedung Bank Indonesia dan Bank Negara Indonesia. Ada juga benteng Vredeburg, istana Kepresidenan atau Gedung Agung dan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Tentu tak ketinggalan Masjid Gedhe Kauman.

Gedung Bank Indonesia bergaya kolonial | dokpri
Gedung Bank Indonesia bergaya kolonial | dokpri
Benteng Vredeburg adalah saksi sejarah | dokpri
Benteng Vredeburg adalah saksi sejarah | dokpri
Benteng Vredeburg dibangun pada tahun 1767. Erat kaitannya dengan perjanjian Giyanti tahun 1755. Belanda memang menerapkan strategi -ikut campur dan mengawasi gerak-gerik raja-raja Jawa. Benteng ini sebagai upaya Belanda untuk berjaga-jaga jika Keraton berpaling tidak lagi menjalin hubungan baik dan balik memusuhi. 

Hari beranjak siang, kami kembali ke penginapan. Becak listrik melaju melewati Tugu Ngayogyakarta yang legendaris. Tugu ini dibangun oleh Pemerintah Belanda setelah tugu sebelumnya runtuh karena gempa. Usia tugu ini hampir 3 abad sebagai gambaran semangat rakyat dan keraton dalam melawan penjajahan.

Paving block di sekeliling Tugu Ngayogyakarta | dokpri
Paving block di sekeliling Tugu Ngayogyakarta | dokpri
Oya ... Liburan kali ini juga dipenuhi rasa bangga dan bahagia. Adikku Dede Sulaeman yang menempuh program doktor ilmu lingkungan di UGM telah lulus dengan predikat Sangat Memuaskan. Alhamdulillah

Sukses ya DR. Dede Sulaeman, ST, MSi | dokpri
Sukses ya DR. Dede Sulaeman, ST, MSi | dokpri
Berkah dan rahmat dari Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Pemurah. Barakallah ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun