'Bu ... Mau dong aku yang pakai kameranya', anakku bergegas menghampiriku yang sedang mengeluarkan kamera.
'Mmm ... Boleh gak ya?' godaku sambil senyum.
'Iihhh ... Ibukan janji mau ajari aku foto bunga-bunga yang belakangnya tampak buram gitu', kata Teteh sambil menatap mataku. Lucu matanya dikedip-kedipkan sambil tangannya didekapkan ...
'Please ... Bu', katanya sambil terus duduk dihadapanku.
Waaahhh ... Kalau gaya rayuannya sudah segombal itu ya aku meleleh deh!
Jadilah pagi yang cerah di bukit kecil belakang hotel tempat kami menginap menjadi sekolah alam bagi Teteh Maryam Aliyya Al Kindi. Sungai yang mengalir dengan gemericik airnya merdu mengiringi kami yang asyik jeprat-jepret. Jongkok berdiri, duduk bahkan nungging ha3 ...
Lahirlah karya fotografi yang luarbiasa ini ... Monggo silahkan menikmati sambil senantiasa bersyukur kepada Allah Yang Maha Baik lagi Maha Pemurah melimpahkan kita dengan kecantikan alam di bumi Indonesia tercinta. Alhamdulillah ...
Kamera di arahkan ke kolam yang dipenuhi semacam tanaman ganggang. Tumbuh di atasnya bunga teratai merah jambu yang cantik. Hasil jepretan Teteh fokus pada bunga yang sedang mekar. Tampak di belakangnya gelap sepertigabagian dan terang duapertiga bagian. Bisa lebih cantik kalau daun teratainya juga terpotret.
Bunga pagi sore memang unik. Dia hanya akan mekar di pagi hari dan akan menguncup saat matahari sudah tinggi. Lalu mekar kembali saat sore menjelang matahari tenggelam menguncup kembali. Tanaman menjalar di sekitar batu besar hitam yang tampak di bagian kanan foto ini.Â
Fokus pada bunga merah yang sedang mekar dihiasi daun-daun kecil tajam menambah indah hasil jepretan Teteh. Sepertinya bila kamera geser sedikit ke kiri bunga akan ada di bagian tengah ... mungkin lebih pas komposisinya.
Teteh beraksi hingga jongkok hampir tengkurap ha3 ... Agar bisa memotret bunga kuning yang tumbuh rendah. Hasilnya indah sekali. Buram di belakang menjadi latar bunga dan daun-daun di depannya jelas menglilingi bunga. Good job Teteh ... Â Alhamdulillah ...
Bunga kuning yang memiliki benang sari berujung merah ini cantik sekali. Mahkotanya mekar menghadap terbitnya matahari. Teteh mengambil komposisi bunga ada di sisi kanan dan di sisi kiri dibiarkan tampak rerumputan hijau sebagai latar yang buram. He3 ... itu kok ada sesuatu berwarna putih ??? Tak apalah kalau ada editan kan bisa dihilangkan. Tapi ini foto asli tanpa editan ya ... Oya Teteh baru berumur sepuluh tahun loh!
Posisi bunga di tengah menjadi pilihan Teteh kali ini, saat memotret keindahan bunga putih bersemu pink. Daun-daunnya yang hijau tua tampak buram menjadikan bunga ini begitu menonjol. Kelopaknya tampak menjulur ke langit bagai tangan yang sedang berdoa ... Masya Allah.
Latar ungu dan hijau pupus yang buram menjadikan bunga kuning dengan kelopak yang unik ini tampak makin cantik. Teteh memotret bunga ini berulang-ulang karena latarnya sulit sekali menjadi buram. Akhirnya berhasil juga walau pergelangan tangannya sampai pegal menahan kamera yang tidak ringan. Semangat terus ya sayang ...
Nah ... Ini namanya berkah alam yang bersahabat dengan Teteh. Tanpa sengaja di pucuk dedaunan ungu ada belalang kecil. Warnanya hijau cerah. Posisi daun yang cukup jauh karena terhalang oleh parit kecil membuat Teteh harus mengerahkan upayanya agar bisa menangkap keindahan daun juga cerahnya warna belalang.Â
Masyaallah ... Jadilah foto ini dengan komposisi yang keren. Latarnya hijau buram dan tampak di depan warna ungu menonjol dengan titik tengah seekor belalang sedang menikmati hangatnya matahari.
Alhamdulillah ... Ini hasil jepretan Teteh yang paling aku suka. Selain karena aku suka bunga mawar. Teteh pun berhasil memotret penuh wujud bunga merah muda nan cantik. Fokus dan latarnya yang hijau buram menjadikan foto ini juara di hatiku. Jazakillah Teteh shalihah ... 'Bu ... Aku hadiahkan foto ini buat Ibu'. Ooohhh ... So sweet my dear.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H