Bendera merah putih, bendera tanah airku. Gagah dan jernih tampak warnamu. Berkibarlah di langit yang biru. Bendera merah putih, bendera bangsaku.
Bendera merah putih, pelambang brani dan suci. Siap selalu kami berbakti. Untuk bangsa dan ibu pertiwi. Bendera merah putih, trimalah salamku.
Perjalanan ibadah haji adalah perjalanan spriritual. Bukan karena kaya raya dan sehat walafiat saja, seseorang dapat menjalankan ibadah rukun Islam kelima ini. Sungguh hanya karena panggilan Allah Yang Maha Lembut lagi Maha Pemberi Karunia, hamba-Nya dapat menunaikan ibadah di tanah suci.
Alhamdulillah, aku dan suami diundang Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Pemurah pada tahun 2006/2007 untuk menjalankan ibadah haji. Berbagai hikmah yang menggetarkan hati aku dapatkan dalam rangkaian ibadah, mulai dari keberangkatan, berihram, berjalan kaki dari Makkah menuju Mina dan mabit semalam di sana. Keesokkan harinya dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju Arafah untuk melaksanakan puncak ibadah haji, wukuf.
Aku berjalan dengan penuh semangat memenuhi panggilan dengan terus menyenandungkan talbiyah " 'Labbaikallahumma labbaik. Labbaika laa syarikalaka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka wal mulka laa syarika lak."
Suamiku membawa bendera merah putih dengan riang gembira. Terlihat dari senyum bahagianya. Padahal kami berjalan kaki hampir selama 6 jam. Masya Allah ... Sebagai tanda syukur kami telah dikaruniakan tanah air Indonesia oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Besar. Tiada lupa doa kami panjatkan agar negeri kami tercinta senantiasa dalam lindungi dan diberkahi-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H