Asyiknya bila sambil bekerja bisa dapat bonus langsung piknik di lokasi wisata yang elok. Lebih senang lagi karena anakku Teteh Maryam Aliyya Al Kindi bisa turut serta menemani ibunya survey. Ya kebetulan aku diminta untuk membantu menyusun rencana induk persampahan di kabupaten Sukabumi. Nah ... Sambil bekerja sambil jalan-jalan boleh dong! He3 ...
Perjalanan dari Jakarta menuju Sukabumi selama 4 jam tidak begitu terasa. Aku dan Teteh disuguhi pemandangan hijau rimbunnya pepohonan di kiri kanan jalan. Kelokan tajam sempat beberapa kali membuat jantung berdesir ... Sesampainya di Sukabumi, langsung aku menuju penginapan sederhana di tepi pantai. Selepas membereskan barang bawaan langsung Teteh mengajakku main di pantai. Oke! Hayu lah Teh kita nikmati angin laut Samudera Hindia dan pasir yang hangat. Adzan dzuhur berkumandang di kejauhan. Aku dan Teteh bergegas menuju penginapan untuk shalat dan bersiap wisata kuliner.
Di kota Pelabuhan Ratu ada rumah makan Ibu Tuti. Walau sederhana namun semua makanannya super enak. Teteh pastinya memilih menu ikan laut yang segar dan lezat. Ada sop ikan marlin yang menggoda selera. Harganya murah meriah. Kembali ke penginapan untuk mempersiapkan materi survey dan rapat. Ah ... Rasa kantuk pun menyerang. Hi3 ... Istirahat dulu ya sambil menunggu sore. Aku dan Teteh kepingin menyaksikan matahari tenggelam.
Alhamdulillah ... Teteh bisa main pasir lagi di pantai. Udara cukup bersahabat, Aku khawatir hujan. Wow ... Perlahan matahari mulai turun ke horison. Indah sekali pemandangan di Pantai Pelabuhan Ratu yang elok. Tak lepas mataku memandang keajaiban alam ciptaan Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Mulia. Masya Allah ...
Bersyukur tiada terkira atas karunia menjadi bangsa Indonesia yang kaya akan keindahan alam.Â
Oya ... Sambil menunggu matahari tenggelam, Teteh sempat menunggang kuda berkeliling pantai. Wuih! Pengalaman yang tidak terlupakan. Kuda yang gagah menyusuri tepian air, sesekali ombak mengenai kakinya yang berderap pelan. Teteh tertawa riang saat kuda mellintasi sungai kecil yang mengalirkan air ke samudra lepas.
Keesokan harinya akupun bersiap survey lokasi utama adalah sepanjang pesisir pantai dan pusat wisatanya di Karang Hawu. Pasirnya putih dan karangnya sangat menantang. Ombaknya tinggi hingga 3 meter lebih. Memang berbahaya bila tidak waspada. Banyak juga korban yang tersapu ombak karena tidak mematuhi peraturan yang ada.Â
Terlepas dari mitos dan misteri akan Samudera Hindia atau Laut Selatan, tentu bijak berwisata dan tetap waspada serta tidak berlaku congkak akan baik bagi kita. Alam senang kepada orang yang rendah hati dan menghormati serta memelihara adab ketika berada di sana.
Keindahan alam Indonesia memang tiada duanya. Kita harus menjaga kelestariannya. Salah satunya adalah membuang sampah pada tempatnya. Jangan mengotori keindahan alam dengan sampah. Aku ajarkan kepada Teteh bagaimana cara kita bersyukur terhadap karunia Allah Yang Maha Kaya lagi Maha Pemurah. Teteh menjadi peneliti cilik dan ikut memberi ide. Kata Teteh seharusnya di tempat wisata ini juga disediakan tempat sampah yang banyak, besar, dan mudah terlihat. Lebih baik lagi kalau dipisahkan antara yang organik dan non organik. 'Bu ... Jangan lupa ada denda dan hukuman buat orang yang buang sampah sembarangan', kata Teteh. He3 ... Aku jadi ingat di kelas Teteh ada peraturan denda untuk siswa yang membuang sampah sembarangan.Â
Wah ... Anak umur 8 tahun saja mengerti bagaimana sikap terpuji dalam menjaga keindahan alam. Masa orang dewasa malah buang sampah sembarangan. Malu dong!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H