Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tes IQ Bukanlah Segalanya

17 Juni 2016   17:50 Diperbarui: 17 Juni 2016   19:59 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Memoradoo.com

Penjelasan dari Psikolog terhadap hasil evaluasi psikologi Teteh diantaranya adalah bahwa kemampuannya dalam mengerjakan tugas yang bersifat konkret-praktis lebih menonjol dibanding kemampuannya dalam mengerjakan tugas yang bersifat verbal-teoritis. 

Teteh memiliki kemampuan yang menonjol di dalam berhitung, oleh sebab itu tidak mengherankan jika ia memiliki prestasi yang baik pada pelajaran matematika. Hal ini juga didukung dengan daya nalar non verbal yang cukup baik yang membantunya di dalam memahami stimulus abstrak seperti angka dan rumus. 

Teteh memiliki daya ingat yang baik. Alhamdulillah ...  dengan mengetahui hal tersebut sebagai orang tua, aku jadi tahu bahwa Teteh memiliki potensi konkret-praktis. Teteh akan senang belajar dengan hal praktis dan nyata. Kegiatan praktikum di laboratorium akan meningkatkan semangat belajar Teteh.

Psikolog menjelaskan juga bahwa Teteh memiliki sikap kerja yang memadai, tanggap terhadap tugas baru dan mampu menyelesaikan tugasnya dengan cepat. Teteh ketelitiannya kurang memadai. Saran yang diberikan untuk lebih meningkatkan ketelitian kerjanya adalah Teteh lebih berhati-hati di dalam bekerja. 

Ia perlu dibiasakan untuk memeriksa kembali hasil kerjanya sebelum dikumpulkan. Alhamdulillah ... hasil ulangan di sekolah Teteh mendapat nilai di atas 90 dan sering mendapat nilai 100. Ketika mengoreksi hasil jawaban yang belum betul ternyata memang Teteh sebenarnya sudah tahu jawabannya namun tidak teliti. 

Saran pengembangan lain adalah pemahaman Teteh terhadap aturan sosial masih perlu dikembangkan, hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan memabca ataupun berdiskusi juga menggunakan pengalaman di kehidupan sehari-hari sebagai contoh. Alhamdulillah ... Teteh memiliki kecintaan membaca. 

Biasanya waktu luang Teteh digunakan untuk membaca buku, namun memang untuk berdiskusi masih kurang aku lakukan. Hehe ... Ternyata memang penting ya orang tua dan anak melakukan diskusi. Hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri anak untuk mengungkapkan pendapatnya.

Jadi sekali lagi tes IQ dan hasil skor IQ bukanlah satu-satunya yang menjadi fokus orangtua dalam melihat hasil evaluasi psikologi anak. Jangan sampai terjebak dengan sindrom label anak bodoh hanya karena melihat hasil skor IQ anak rata-rata saja. 

Pun janganlah sombong bila anak memiliki skor IQ di atas rata-rata atau superior. Marilah bijaksana bersikap agar keberhasilan belajar anak dapat digapai dengan optimal dan anak menjadi pembelajar sejati. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun