Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tes IQ Bukanlah Segalanya

17 Juni 2016   17:50 Diperbarui: 17 Juni 2016   19:59 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Memoradoo.com

Penting bagi orang tua dan guru untuk tidak menjadikan hasil tes IQ sebagai satu-satunya ukuran kompetensi. IQ tinggi bukan puncak nilai kemanusiaan. Jauhilah pandangan stereotip dan perkiraan negatif terhadap anak-anak kita hanya berdasarkan hasil tes IQ. 

Mengapa? Bahwa tes atau pengukuran intelegensi tidak luput dari kemungkinan kesalahan. Kondisi fisik dan psikologi saat anak menjalani tes juga akan mempengaruhi hasil tes. 

Misalnya seorang anak yang menjalani tes sehabis dirawat di rumah sakit tentu tidak akan sama jika ia dites pada kondisi kesehatan prima. Prestasi tinggi tidak hanya tergantung dari IQ yang tinggi, namun juga dipengaruhi oleh motivasi belajar yang tinggi, kematangan emosi, dan kecerdasan spiritual.

Sekadar berbagi pengalaman tentang tes IQ yang diikuti oleh anakku Teteh Maryam Aliyya Al Kindi di sekolahnya. Walau pun di sekolah tidak ada tertulis peringkat kelas dalam rapot yang dibagikan, namun guru wali kelas memberi tahukan secara personal hasil kumulatif nilai rapot Teteh. 

Waktu kelas satu peringkat dua di semeser satu dan peringkat pertama di semester dua. Sekarang saat Teteh kelas 2 Alhamdulillah ... Semester 1 dan 2 menempati peringkat pertama. Sebulan lalu Teteh mengikuti psikotes yang diselenggarakan oleh sekolah. Bersyukur aku bisa memperoleh gambaran hasil evaluasi psikologis Teteh.

Manfaat apa yang didapat oleh orangtua dan anak dengan hasil tes tersebut ? 

Mari kita lihat aspek psikologi yang diukur :

Pertama adalah aspek kemampuan dasar yang terdiri dari kecerdasan umum keseluruhan kapasitas untuk mengatasi masalah, penalaran verbal kemampuan memahami simbol dan bentuk secara logis, penalaran numerik kemampuan memahami dan mengolah data angka, pengetahuan umum kemampuan menyerap informasi dari lingkungan sekitar, daya ingat kemampuan menyimpan informasi yang diperoleh dalam ingatan.

Kedua adalah aspek sikap kerja yang terdiri dari ketelitian kerja kecermatan dalam memperhatikan detil tugas, kecepatan kerja ritme kerja untuk menyelesaikan tugas dalam batasan waktu, konsentrasi kemampuan memusatkan perhatian pada tugas, kreativitas kelancaran mengekspresikan ide yang beragam dan unik.

Ketiga adalah aspek komitmen terhadap tugas yang terdiri dari ketekunan kemampuan untuk bertahan menyelesaikan berbagai tugas, motivasi dorongan untuk mencapai target atau hasil belajar yang baik, disiplin belajar kemauan untuk membentuk pola belajar yang rutin dan mandiri.

Keempat adalah aspek kepribadian yang terdiri dari kematangan emosi kemampuan untuk mengendalikan dorongan emosi, penyesuaian diri kemampuan untuk bertindak sesuai tuntutan lingkungan, hubungan interpersonal kemampuan berinteraksi dengan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun