Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Perempuan Bercerita: Istri Korban KDRT Bangkitlah!

29 November 2012   03:18 Diperbarui: 17 April 2021   19:56 1908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hiks betul juga. kecerdasan emosi yang harus dipelajari juga. karena dalam pernikahan, tidak hanya dijalani oleh suami dan istri. tapi juga dirasakan akibatnya oleh anak2 yang gak berdosa. Kalau kita mau berkorban apapun demi pasangan meski ia terus menyiksa kita, harap kita ingat : anak2 kita punya HAK untuk hidup dalam keluarga yang harmonis. Anak2 punya hak untuk melihat orangtuanya saling mencintai, bersikap penuh kasih sayang satu sama lain. karena, dari orangtuanyalah mereka akan belajar tentang arti CINTA. 

Dewi : betul sekali loh ... sering kalimat tak akan mencium bau surga itu di dakwahkan ... padahal konteksnya bukan untuk istri yang dipukuli, dicaci maki, di tendang, disiram air panas, atau diperkosa oleh suaminya sendiri bahkan diancam pembunuhan. kalau suami baik hati, sabar, penyayang, lembut, menghormati, dan menghargai istri serta mencukupi kebutuhan rumahtangganya ... baru deh dipertanyakan bila istri meminta cerai ? cerai itu bisa jadi justru pilhan terbaik untuk rumah tangga dalam hal ini istri dan anak-anak untuk menjalani hidup yang lebih bahagia karena tentu tak ada pembenaran untuk kedzaliman fisik dan psikis dari suami kepada istri dan keluarganya atas nama pendidikan atau kesalahan. 

Ayo mba tulis cerita tentang perjuangan hebat mu ...

^_^
^_^
 : oya satu lagi beberapa teman yang mengalami kdrt lalu bercerai, sekarang alhamdulillah mendapat suami yang baik ... dan ayah yang penyayang bagi anak-anaknya. dan surga itu luas ... pintunya juga tak terbatas jumlahnya ... Allah Yang Maha Kuasa menentukan darimana kita dapat memasukinya ... bukan satu-satunya jalan dengan patuh pada seorang suami dzalim ... (ha3 ... duh ... jadi semangat begini ya ...) 

Lygia : tapi ada lho, seorang kiai yang katanya aktifis hak2 perempuan utk urusan KDRT ini yang ternyata justru di rumahnya dia suka menyiksa istrinya kalau lagi marah. nah lho .. gimana tuh? 

Dewi : wah ... hayu di demo (kita buat tulisannya dan dimuat di berbagai media

^_^
^_^
 : kebawa ide temannya mba lygia yang menulis kisah sampai 5 edisi) tapi kalau fiksi aku nyerah deh ! 

Lygia : mau mendemo dari dulu, tapi takuuut mbak. soalnya dia itu namanya harum di mana2, meski aslinya wuiih ... aku tau gimana aslinya dia karena Alhamdulillah pernah berinteraksi langsung dengan beliau selama berbulan2, dan orang terdekatku dulu adalah asistennya dia sampe sekarang dulu aku sempat kepikiran buat bikin kumpulan kisah-kisah inspiratif para korban KDRT. bagaimana mereka melewati hari2 yang kelam dan bagaimana akhirnya mereka bisa bangkit kembali atau malah terpuruk Oh iya, satu hal lagi. banyak perempuan yang cerdas secara intelektual tapi mereka gak sadar bahwa KDRT itu bukan hanya secara fisik tapi bisa juga secara emosional. makian, cacian, penghinaan dari suami yang bilang, "kamu gak becus. kamu gak akan bisa dapet yang lebih baik dari aku. kamu pasti bakal gak mampu kalau bukan aku yang jadi suamimu. dll dll.. semua itu termasuk dalam KDRT psikis." 

Dewi : duh ... memang rasa takut sering menyergap kita ketika berhadapan dengan lelaki berkuasa, berjabatan, berduit, atau orang yang menurut kacamata umum itu tampak sangat shalih ... :  paling tidak aku bantu doa dan semangat ... agar kumpulan kisah-kisah inspiratif yang di gagas itu bisa terwujud.

 Begitulah percakapan lewat komentar di jejaring sosial yang pagi ini begitu hangatnya. Ku buka buku karangan KH. Husein Muhammad berjudul Spiritualitas Kemanusiaan halaman 262 tertulis 'Orang yang terhormat adalah dia yang menghormati perempuan, dan orang yang berhati rendah adalah dia yang merendahkan perempuan' (hadis Nabi saw). Satu lagi hadis Nabi saw yang patut diteladani 'Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik memperlakukan istrinya dan aku adalah orang yang terbaik terhadap istriku.' Nabi saw tidak pernah memukul istrinya pun pembantu rumahnya, dan Beliau mengecam orang yang ringan tangannya dengan mengatakan 'Latadhribu innaAllah' (jangan pukul hamba-hamba Allah yang perempuan).

 

Aku di kampus UI Depok sejenak berpose setelah olahraga lari dan bersepeda.
Aku di kampus UI Depok sejenak berpose setelah olahraga lari dan bersepeda.
   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun