Ibadah haji dilaksanakan secara serentak satu hari wukuf di Arafah. Mabit di Mudzdalifah dan tinggal di Mina selama tiga hari untuk melakukan jumroh. Lalu kembali ke Makkah untuk Tawaf dan Sa'i. Memanfaatkan waktu untuk melaksanakan wisata di beberapa tempat unik (karena sepertinya tak ada di negara kita Indonesia). Semoga saja wisata ini tetap bernilai ibadah.Â
Aku menunaikan ibadah haji pada tahun 2006/2007. Iya ... Setahun di tanah suci he3 ... Berangkat di bulan November 2006 dan kembali ke tanah air bulan Januari 2007. Alhamdulillah
Aku, Dewi Laily Purnamasari dan suami tercinta sejenak berfoto di depan Jabal Rahmah selepas menunaikan puncak ibadah haji. Banyak juga jamaah haji yang berusaha naik ke atas bukit. Namun, aku cukup berpose saja di halaman parkirnya. He3 ... Berasa jagi Adan dan Hawa.
Alhamdulillah ... Berkunjung ke Kebun Kurma Setiap Ramadhan tak pernah absen menyantap kurma. Sungguh, baru kali ini saat berhaji melihat dan pemegang batang dan daunnya pohon kurma.Perkebunan kurma di Madinah terbentang luas di antara hamparan padang pasir yang gersang. Aku masih berpikir 'heran' bagaimana menyirami pepohonan itu ? Di pasar kurma, aku sempatkan membeli kurma ajwa (kurma kesenangan Nabi SAW).Â
Melihat Langsung Percetakan Al Quran Perjalanan wisata ke percetakan Al Quran di Madinah sangat berkesan. Al Quran diterjemahkan lebih dari 40 bahasa dunia. Oleh-oleh Al Quran untuk anak-anakku Ibrahim dan Muhammad adalah kado terbaik agar mereka mencintai kalam Illahi yang menjadi pedoman hidup mereka. Baca juga : http://sejarah.kompasiana.com/2010/11/30/al-quran-dalam-40-bahasa/Â
Menikmati Air Mancur Tertinggi di Dunia Air mancur ini merupakan air mancur tertinggi di dunia, yaitu 312 m. Air mancur ini akan terlihat cantik pada malam hari, dimana lebih dari 500 lampu menyinari dengan warna-warna yang indah. Air mancur ini juga dikenal sebagai air mancur Jeddah. Air mancur ini merupakan sumbangan dari raja Fahd untuk kota Jeddah, sehingga kerap juga dikenal sebagai air mancur Raja Fahd.Â
Mengelus Kepala Unta Hewan khas padang pasir ini sangat menarik hatiku. Bentuknya yang unik dan wajahnya yang imut he3 ... sepertinya selalu tersenyum. Di Mina, selepas wukuf di Arafah, aku mabit selama tiga hari untuk melaksanakan lempar jumrah. Di sekitar tenda sering lewat unta yang dihias cantik sekali. Tak terbendung keinginan untuk mengelus kepalanya dan merasakan bulu-bulunya. Nah ... kesampaian deh! dan jepret ... senyum bersama unta yang tersenyum juga ...Â
Memberi Makan Ratusan Merpati Jarak 1,5 km dari pondokan ke Masjidil Haram selalu ku jalani dengan berjalan kaki. Nikmatnya melintasi deretan pertokoan dan melintasi dua masjid yang terkenal, salah satunya adalah Masjid Jin. Setelah masjid ini ada pemakaman yang juga terkenal yaitu Ma'la tempat istri Rasulullah SAW-Khadijah ra dimakamkan. Di dekat pemakaman selalu berkeliaran banyak burung merpati dalam jumlah ratusan. Aku membeli sekantung jagung dan memberi makan merpati jinak itu. Oya ... di pelataran Masjidil Haram juga banyak merpati beterbangan. BerkirimÂ
Kartu Pos dari Saudi Post Office Walau sudah membawa telepon genggam, tetap saja aku lebih suka berkirim surat dan kartu pos. Anak-anak dan orangtua ku kirimi kabar melalui kartu bergambar foto-foto bangunan bersejarah. Seperti Maqam Ibrahim, Raudah di Masjid Nabawi, Hijir Ismail, Kubah Hijau, Hajar Aswad, dan Ka'bah. Kantor pos besar setiap hari kulewati saat pergi dan pulang melaksanakan ibadah di Masjidil Haram. Ku pikir kegiatan inipun termasuk unik dan menarik karena jarang sekali terlihat perempuan bertransaksi di kantor pos ini. Juga petugasnya tak bisa berbahasa Inggris atau Indonesia. Jadi deh aku menggunakan bahasa Arab terbata-bata, sekadarnya ditambah bahasa isyarat. Alhamdulillah ... kartu pos terkirim dan diterima anak-anak juga orangtua dengan senang hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H