Liburan kali ini tujuanku adalah kaki Merapi. Aku, Dewi Laily Purnamasari mengajak anak-anak menempuh perjalanan darat dari Jakarta ke Yogyakarta dengan mengendarai Mobilio. Suami dan aku bergantian menjadi supir. Kaka, Mas, dan Teteh bergantian menjadi co-driver alias pendamping di sebelah supir he3 ...Â
Kami menginap di hotel Cangkringan di kaki Merapi. Pagi hari selepas sarapan petualanganpun di mulai. Tiga buah jeep bak terbuka dengan ban besar sudah siap di parkiran hotel. Teteh, Mas, dan Kaka bersama para sepupunya terlihat riang gembira menaiki jeep keren itu.Â
Let's go ...Â
Bismillah ... Jeep mulai menyusuri jalanan yang berdebu, berpasir, dan berbatu. Trek yang kami tempuh adalah rute evakuasi saat Merapi meletus dan mengeluarkan asap panas, lahar dan lava berjuta-juta kubik. Menghanguskan desa-desa di kakinya. Hewan-hewan ternak, sawah-ladang, rumah penduduk, bahkan jiwa manusia pun menjadi korban. Innalillahi wa inna lillahi rojiun. Tibalah aku di lokasi dekat sebuah batu besar saksi betapa dahsyatnya letusan Merapi. Batu alien begitu masyarakat sekitar memberinya nama.Â
Pintu gerbang sederhana dihiasi kerangka kepala sapi yang mati terbakar wedus gembel. Bibir jurang yang menampakkan kali tempat mengalirnya isi perut Merapi. Hatiku bergetar betapa Allah Maha Kuasa lagi Maha Perkasa. Tiada daya dan upaya manusia di tengah kebesaran-Nya.
Foto pertama dan kedua : Berbekal kamera, aku merekam betapa indahnya suasana pemandangan alam di kaki Merapi. Tampak latar belakang batu besar bukti dahsyatnya letusan Merapi. Batu ini oleh masyarakat setempat di namakan batu aliens. He3 ... Aku bertanya pada pemandu kenapa dinamai begitu ? Jawabnya : 'Mungkin karena bentuknya seperti kepala mahkluk ruang angkasa'. Berbekal akun Kompasiana juga loh! Insya Allah jalan-jalanku merekam alam Indonesia dapat dinikmati oleh banyak orang.Â
Foto ketiga : Mengajak Kaka dan Mas (bersama para sepupu) mengenal keindahan alam karya tiada tandingannya dari Allah Yang Maha Pencipta lagi Maha Pemberi Karunia. Semoga hati mereka semakin tunduk patuh kepada-Nya, aamiin ...
Foto ketujuh : Merapi yang gagah berlatar langit biru, sungguh petualangan kali ini membuatku makin yakin akan kekuasaan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Pemurah. Setelah reda letusan Merapi, tanah disekitarnya menjadi subur makmur. Batu dan pasir melimpah dan siap dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh penduduk desa-desa di sekitar Merapi.Â
Wonderful Indonesia. Masya Allah Indonesia selalu indah.
Foto kedelapan dan kesembilan : Selepas menempuh perjalanan yang menegangkan, aku kembali beristirahat di hotel Cangkringan yang nyaman. Suasana malam di hotel Cangkringan. Desain arsitektur serta tata cahaya yang menarik membuat aku makin kerasan saja istirahat di sini. Alhamdulillah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H