Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Asal Mula Kelenteng Ancol

28 Oktober 2014   23:22 Diperbarui: 23 Juni 2022   17:54 1448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore sepulang sekolah, aku menemani Kindi belajar materi ulangan untuk esok hari. Pelajaran menarik bertema Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta. Kami membaca cerita menarik tentang asal mula kelenteng Ancol. 

Inilah ceritanya ... Pada zaman dahulu. Ada kapal datang dari negeri Cina. Ketika sampai di Laut Jawa, ombak besar menghantam kapal. Datang seekor ikan paus. Ia mengganggu kapal. Kapal oleng hampir tenggelam. Untung kapal bisa selamat. Kapal akhirnya mendarat di Ancol. Persediaan makan di kapal habis. 

Penumpang kapal turun ke darat. Mereka mencari makanan dan minuman. Ada seorang koki di sana. Ia juru masak kapal. Juru masak menyusuri pantai. Juru masak bertemu seorang gadis. Gadis itu bernama Siti Wati. Siti Wati tidak mengenal juru masak kapal. Juru masak mengajak berkenalan dengan sikap sopan. Juru masak bercerita kapalnya terdampar. Siti Wati kasihan kepada juru masak. Lalu mengajak juru masak singgah ke rumahnya. Dan dikenalkan kepada orang tua Siti Wati. Juru masak tertarik kepada Siti Wati. Ia ingin meminangnya dan mengatakan kepada orang tua Siti Wati. Orang tuanya setuju.  

Mereka menikah dan hidup bahagia. Juru masak mengajarkan kebudayaan Cina. Masyarakat setempat tertarik. Mereka belajar memasak dan menari. Masyarakat senang pada juru masak. Puluhan tahun berlalu. Juru masak itu meninggal dunia. Suatu saat ada kapal datang dari negeri Cina. Mereka mencari juru masak yang hilang. Mereka bertanya kepada penduduk setempat. Penduduk memberi tahu, bahwa juru masak dan istrinya telah meninggal dunia. Mereka dikuburkan berdekatan. 

Akhirnya, untuk menghormati dan mengenang kebaikan juru masak. Mereka membangun sebuah kelenteng. Dan kelenteng itu sekarang masih ada, bernama kelenteng Ancol. Menurut buku yang kami baca ada nilai luhur yang terkandung dalam cerita di atas. Pertama kita harus menghormati tamu. Kedua senang mengajarkan kemahiran kita kepada orang lain sehingga orang lain senang kepada kita. Ketiga kita harus mengingat kebaikan orang lain dan setia kepada teman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun